Monday, October 22, 2012

Southeast Sulawesi: Buton Kingdom Island, Capital Kendari and North Kolaka


Pelabuhan BauBau
18 October 2012, KM. Dobonsolo telah berlabuh di Pelabuhan BauBau. Dijemput saudara teman yang berada di negeri nan jauh disana eropah tapi nyebrang pulau lagi yang katanya negeri Ratu dan Pangeran yang barusan nikah. Kemudian kami menuju e mencari rumahnya Om Sangkala yang gw kenal waktu perjalanan berangkat di daerah Pala Tiga. Setelah bertanya dan ga pake nyasar kahirnya ketemu juga rumahnya Om Sangkala. Salaman dan Drop backpack, gw dan teman pamitan lagi mau jalan ke Kompleks Kerajaan Buton. Melihat Benteng sich dan isinya yang berada diatas bukit nan indah menikmati pemandangan Kota BauBau dari atas sini. Lanjut turun dari Benteng nongkrong menikmati matahari terbenam di tepi pantai kota dan diteruskan ngopi di warung yang berjualan pada malam hari ditepi laut BauBau. Diantar pulang ke rumah Om Sangkala sambil nongkrong di pondokan samping rumah kemudian makan malam. Dan pada malam harinya menemani si Om keliling ke Pos Pemenangan Calon Walikota BauBau yang didukungnya sampai larut malam dirumah bakal calon Walikota. Pokoknya malam ini jadi ikutan tim sukses dech, ikut dengerin oceh, keluh kesah sampai masukan politik dari seluruh tim sukses.

 




 



19 October 2012, Pagi sampai dengan siang aktivitas makan istirahat sambil bantu dan tanya-tanya soal bisnis kayu yang dijalani oleh si Om. Namun, diikuti selingan dari para tim sukses dari pos-pos yang datang melayangkan keluh kesah mereka. Dan, siang harinya dijemput kembali oleh teman mengantar ke Pelabuhan BauBau dimana gw bakal meninggalkan Kota BauBau. Tujuan berikut adalah Kota Kendari ibukota provinsi Sulawesi Tenggara dan menumpang Kapal Cepat yang akan berangkat siang hari menuju Kendari transit di Raha. Kapal seharusnya berangkat Pukul 13.00LT tapi delay karena kedatangan KM. Bukit Siguntang yang diutamakan sandar serta berharap mendapatkan tambahan penumpang juga. Kapal berangkat Pukul 14.00LT dan transit di Raha pukul 15.00LT dan tiba di Kendari pukul 18.00LT. Dalam perjalanan sempat kenal dengan wanita Raha yang bekerja di Kendari dan dialah yang menemani mencari Hotel untuk tempat gw bermalam di Kendari. Setelah dapat Hotel untuk menginap istirahat serta bersih-bersih (emang cleaning service gw gitu). Janjian dengan wanita baik tersebut dan mengajak makan malam dilanjutkan nongkrong duduk ga jelas di tepi teluk Kendari. Malam semakin larut kami berpisah dan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuannya.



Pelabuhan Kendari



Hotel Resik



20 October 2012
Sunrise Teluk Kendari
Menginap 1 malam di Resik Hotel Kendari dengan biaya Rp. 150.000,-- fasilitas AC, TV, Kamar Mandi dalam, Kopi dan Teh 24 Jam serta sarapan. Pagi hari langsung menikmati matahari terbit di Teluk Kendari. Teluk Kendari ini indah sehingga dapat Saya katakan sebagai teluk matahari terbit akan tetapi pengelolaan pariwisata belum tertata. Kembali ke Hote istirahat sebentar dan sarapan kemudian check out. Keluar Hotel keluar langsung naik angkutan kota Mikrolet menuju pusat kota, dikota ini belum ada yang namanya Mall besar seperti Jakarta, yang ada kalau kita sebagai orang Jakarta hanyalah plasa kecil yang menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat kota ini. Pada saat berkeliling mendapat kontak dari member komunitas Couchsurfing yang berdomisili di Sikeli dan memberi nomor kontak member yang berada di kota Kendari. Singkat cerita Saya menghubungi member Couchsurfing Kendari dan janjian bertemu di salah satu Coffee Shop. Saya tiba terlebih dahulu di Coffee shop tersebut dan menunggunya hingga bertemu sampai berbincang-bincang kemudian dia menawarkan Saya untuk menginap di rumah salah satu teman baiknya. Setelah member CS menghubungi temannya dan mendapat konfirmasi, kami segera menuju rumah temannya yang berada tidak jauh dari belakang rumah dinas Gubernur Sulawesi Tenggara tapi tujuanku menginap bukan di rumah dinas itu yah.  Tiba di rumah temanny dan berkenalan dengan se-isi keluarga temannya yang baik ini sekalian bercakap-cakap tentang Couchsurfing serta mengajaknya untuk bergabung dalam jaringan silahturahmi sampai akhirnya hari semakin sore sehingga teman CS ini harus meninggalkan Saya bersama temannya karena tempat tinggalnya cukup jauh dan cukup takut dia sebagai perempuan mengendarai sepeda motor melewati salah satu jalan yang ada pemakaman umum katanya. Terima kasih Eka atas hospitality yang kamu berikan walaupun hanya sesaat tapi itu sangat berarti.
Setelah teman CS berpisah, Saya bersantai istirahat sembari bersosialisasi dengan seisi penghuni rumah ini. Bapak yang sibuk dengan membuat campuran semen pasir yang akan dibawa besok ke rumah yang sedang di bangun jauh dari sini, Ibu yang sedang sibuk di dapur serta sesekali ngobrol dengan adik host yang sedang menonton TV. Sampai seketika host mendapat telpon dari temannya meminta bantuan meminta bantuan menambal ban mobil yang tak jauh dari rumah ini. Kami pun datang membawa kunci serta dongkrak kemudian menyelesaikannya. Singkat cerita host bercerita bahwa teman yang kami bantu tadi seorang yang pria berkeluarga sudah memiliki anak namun dia seorang pria gay. Kenapa dia tau karena pernah di cobai oleh pria itu menggerayangi host Saya. Mereka kenal dahulu lewat facebook dan sering nongkrong bareng. Lanjut cerita, kami keluar untuk makan malam dan tanpa sengaja berjumpa dengan 2 wanita teman host yang sedang makan di tempat yang sama. Makan dan berbincang sampai selesai kami kembali ke rumah untuk istirahat.

21 October 2012
Taman Kota Kendari
Bangun pagi, kemudian sarapan bersama keluarga host Saya. Siang harinya, berpamitan dan berpisah dengan host sebab Saya akan menunggu Saudara yang kutemui. Sembari menunggu Saudara Saya santai di taman kota yang dipenuhi oleh muda-mudi yang melakukan berbagai aktivitas. Tak lama kemudian telpon berdering mengatakan Saya pergi temui Saudara yang berada di salah satu restoran. Jumpa Saudara dan makan bersama, begitu selesai berpisah lagi karena Saudara Saya masih ada urusan pekerjaan dan Saya menunggu di salah satu tempat nongkrong warga Kendari. Jam menunjukkan pukul 07.00 malam Saya dijemput kemudian berangkat bersama Saudara Saya menuju Kolaka Utara bersama supirnya.
Dalam perjalanan tak banyak yang dapat dinikmati sebab hari sudah gelap, disini kami hanya berbincang-bincang dan Saya ditanyai dalam rangka apa kesini “jalan-jalan sembari ketemu kamu dan teman-teman” jawabku. Saudaraku hanya tertawa dan geleng-geleng kepala kemudian dia berkata gak ada kerjaan lain apa. Nah, dalam perjalanan sang supir nampaknya mulai gak konsen dan mulai ngantuk. Saya menawarkan diri berganti menyetir tapi awalnya sang supir segan namun Saya sedikit memaksa dan mengatakan tidak usah sungkan demi keselamatan bersama. Saat Saya menggantikan Saudara beberapa kali menerima telepon dan meminta Saya menyetir lebih cepat lagi karena sedang ditunggu klien di Kolaka. Namun apa daya medan jalan ini belum familiar sehingga Saya pun tak berani terlalu ambil resiko. Nah disinilah kejadian pengalaman menarik kembali Saya alami saat dalam kendaraan dimana Saudara Saya menggantikan untuk menyetir mobil. Perjalanan dilanjutkan dengan kecepatan tinggi namun sangat terkendali, sang supir tertidur lelap di belakang dan Saya bebincang2 dengan Saudara yang sedang menyetir dengan kecepatan tinggi jalan berkelak kelok kami lalui. Irama mobil seakan berada dalam adu balapan WRC, perut terasa semakin hari semakin panas mau mendidih karena terkocok kecepatan mobil melaju kencang pada setiap belokan sedangkan Saudara Saya sangat santai mengendalikan setir, persneling, gas, rem dan kopling serta telpon yang diterima. Sempat terjadi sliding disaat kedapatan jalan yang diblok jadi 1 jalur dan motor melaju di depan juga timing yang kurang pas bertemu dengan truk besar di depan sehingga sang supir pun bangun dari tidurnya yang berasa pusing. Sampai di Kolaka 1 jam pas padahal seharusnya perjalanan normal bias 2 jam. Sang supir berkata pada Saya baru kali ini dia melihat Saudara membawa mobil sangat cepat macam pembalap, namun Saya katakan bahwa dia dulu mantan pembalap.
WRC Kijang Innova
Setelah selesai mampir disebuah rumah makan dan menjumpai klien saudara Saya, kami melanjutkan perjalanan menuju Kolaka Utara. Kembali Saya menyetir dan melewati desa-desa yang telah terlelap tidur serta jalan yang datar sampai dihadapkan dengan jalan berliku menanjak. Jalan dilewati menurut cerita Saudara Saya merupakan bukit yang diledakkan jaman Jepang dijadikan jalan ditepi jurang curam tepi laut. Mungkin kalau pada saat terang lewat jalan ini kita akan menikmati indahnya teluk Bone. Lambat laun jalan yang dilewati meninggalkan jalan aspal dan dihadapkan jalan berbatu dan tanah. Artinya kita mulai memasuki wilayah Kolaka Utara Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kolaka. Masuk Kota Lasusua Kolaka Utara dan disinilah tujuan tempat Saudara Saya tinggal dan bekerja.

Sunset di Lasusua
Lasusua yang sedang membangun

22-23 October 2012
Mess Perwira Kolaka Utara
Nickel
Saya tinggal di Kota Lasusua selama 2 hari bersama Saudara Saya. Kota Lasusua adalah ibukota dari Kabupaten Kolaka Utara. Kota ini masih dalam tahap pembangunan karena merupakan Kabupaten yang baru disahkan pemerintah. Masyarakat asli adalah suku Tolaki namun banyak juga warga yang berasal dari Sulawesi Selatan yang mendiami daerah ini bekerja sebagai nelayan dan pedagang pastinya. Kolaka Utara ini merupakan daerah penghasil Nikel dan hasilnya masih di ekspor keluar negeri. Wow, kayanya negeri kita akan tetapi hasilnya masih dikirim ke negeri orang. Semoga kota ini semakin maju saat Saya kembali lagi. Pagi hari Saya diantar oleh salah satu bawahan Saudara menuju Pelabuhan Ferry untuk menyeberang ke Siwa Sulawesi Selatan. Pelabuhan Ferry Katoi Tobako terletak 18KM  30 menit perjalanan dari Lasusua, tersedia Kapal Cepat dengan waktu tempuh 2 jam normal atau Ferry dengan waktu tempuh 5 jam normal pelayaran sampai di Siwa.
Kapal Cepat Menuju Siwa
Terima Kasih Sulawesi Tenggara
Note:
-          Hotel Resik Jalan Hasanudin No.90 Standard Single Rp. 138.000,--
-          Angkutan Kota Kendari Jauh Dekat Rp. 2.500
-          Mall Mandonga
-          Penduduk Asli Kendari Suku Tolaki dari Pegunungan, Suku Bajoe tinggal diPesisir
-          Kapal Cepat Lasusua – Siwa Rp. 65.000,--

No comments: