Saturday, June 22, 2013

Kotabumi Wedding Trip -->> The Wedding Part-2


21 June 2013

Kotabumi Viaje de Bodas mas Klara Playa, Pahawang Isla y tambien Mutun Playa con nina mexicana (Hitchhike Exp) Part-1

Perjalanan kali ini adalah sebuah janji Saya kepada kedua pasangan yang telah kenal selama di Bandung. Karena waktu dan acara pernikahan teman ini bentrok dengan jadwal kerja maka cuti pun harus diambil demi janji yang harus ditepati. Sebab jauh hari sebelum hari H kedua mempelai ini selalu mention via twitter "kapan berangkat ke lampung" dan satu lagi "sudah beli tiket belum". Oh, Iyah, sebelum hari keberangkatan ada seorang wanita muda berasal dari Mexico sedang pelisiran di Jakarta dan berminat untuk ikut ke Lampung menghadiri penikahan teman Saya ini. Karena ada yang ingin menikmati pantai maka Saya putuskan untuk memajukan waktu berangkat menjadi selasa malam agar dapat tiba di Pulau Sumatera pagi hari.

18-19 June 2013
Selasa malam kami berdua berangkat dari rumah teman Saya menuju terminal bayangan bus Pasar Rebo untuk mendapatkan bus tujuan Merak. Pukul 23.30 Busa Laju Prima kami dapatkan dan masih dapatkan kursi kosong. Padahal sudah larut malam tetapi para penumpang menuju Banten masih ramai saja. Kami tiba di Pelabuhan Ferry Merak pukul 02.00 dengan biaya Rp.20.000,-- kemudian membeli ticket Ferry sebesar Rp.11.000,--. Langsung berjalan menuju dermaga 3 untuk menaiki Ferry Panorama menuju Pelabuhan Bakauheni. Ferry berangkat pada pukul 03.45 disebabkan bongkar muat yang cukup lama mungkin dikarenakan kapasitas yang cukup besar sehingga membutuhkan waktu lama. Dalam pelayaran penyeberangan ini kami naik ke dek paling atas dan beralaskan sleeping bag beristirahat sampai Ferry merapat di Pelabuhan Bakauheni. Namun sebelum Ferry merapat, matahari pagi yang indah telah menyambut kami tiba di Pulau Sumatera ini.  Sementara Ferry bersandar kami mencari tumpangan menuju Bandar Lampung dari atas kapal ini dan pertama hasil Hitchhike mendapatkan Mitsubishi Dakkar Putih baru yang akan dikirim oleh sang supir menuju Riau. Dan kami mendapatkan tumpangan sampai Pom Bensin sebelum Kalianda dan sarapan bersama dengan para supir menyantap Nasi Uduk enak kata wanita Mexico ini. Setelah sarapan kami tidak bisa ikut dengan mobil Dakkar sebelumnya sebab dilarang menumpang khusus untuk kendaraan baru seperti ini (bagi pembeli mobil tersebut, maaf kami telah lebih dahulu menaikinya yah). Kembali ke tepi jalan melanjutkan perjalanan dengan mengulurkan jempol (hitchhike) dan setelah mencoba sekian lama berhentilah Daihatsu Xenia namun menawarkan jasa taksi tapi kami mengharapkan tumpangan. Kembali bapak yang baik ini luluh dan mempersilahkan kami menumpang sampai persimpangan Kalianda. Dari persimpangan Kalianda jempol kembali terulurkan di tepi jalan dan kembali mobil Jazz merah berhenti serta mempersilahkan kami ikut sampai Bandar Lampung. Ceritanya kami sudah dilihat oleh Jazz namun mereka terlalu cepat melaju dan memutuskan kembali menjemput kami memberi tumpangan. Bapak Husein namanya berasal dari Ambon namun tinggal di Jakarta dan ini mau menuju Lampung Utara mengantarkan barang pesanan dagangan dari Tanah Abang. Bapak ini bercerita dahulu dia sering berkeliling dan menggunakan jasa menumpang sehingga ia menjemput kami setelah melihat tadi ditepi jalan. Terima kasih atas tumpangannya dan kami turun dipersimpangan Panjang Bandar Lampung pukul 11.00. Dari Panjang naik angkutan kota menuju Gudang Garam Teluk Betung dengan biaya Rp.2.000,--.

Gudang garam ini adalah tempat apabila kita ingin menaiki angkutan menuju sampai Bawang. Disini kami ditawarkan biaya Rp.20.000,-- per orang untuk sampai ke Ketapang dan kata Saya tidaklah, masa karena ada orang asing main harga seenak jidatnya aja. Akhirnya salah satu Supir yang baik hati dan kelihatan sangat bersahabat datang berkata dua puluh ribu berdua. Baiklah kami berangkat bersama Yopie yang gaul, duduk didepan dan bercakap-cakap bersama, terlihat bangganya sang Yopie mobilnya dinaiki oleh wanita bule yang cantik didepan bersama pemuda kucel dalam perjalanan ini. Satu jam perjalanan dan mendekati Pantai Klara Yopie berkata "nanti turun diujung saja biar tidak bayar biaya masuk pantai. Turun dan Yopie minta untuk foto bersama wanita cantik bersama saya kemudian kami berpisah dan benar kami berdua masuk pantai klara tanpa membayar biaya masuk.

Pantai Klara yang artinya Pantai Kelapa Rapat karena dahulu mungkin banyak pohon kelapa yang tumbuh berdekatan dan juga rapat dengan jalan umum. Sotoy dech, pantai ini dikelola dan dijaga oleh satuan Marinir TNI-AL serta memberi pekerjaan terhadapa masyarakat lokal setempat. Saat kunjungan kami pantai ini cukup ramai walaupun hari kerja biasa karena bertepatan dengan masih berlangsungnya musim liburan anak sekolah. Saat berjalan ditepi pantai melihat di kejauhan terdapat beberapa pulau dan Pulau yang berpenghuni adalah pulau Pahawang. Nah, ide muncul untuk berkunjung ke pulau tersebut dan kalau ada penghuni pasti ada alat transportasi umum menuju kesana. Caranya? Menuju kampung Ketapang yang letaknya 2 KM dari pantai Klara ini. Menumpang kendaraan yang lewat lagi dan turun dipertigaan kampung ketapang serta mencari warung untuk makan siang sekalian bertanya-tanya perahu yang bisa menuju Pulau Pahawang. Namun kebanyakan menawarkan untuk sewa perahu antar jemput tapi maaf tidak ada budget buat sewa kawan. Setelah makan dan beristirahat di tepi jalan kampung ini, kami berjalan semakin kedalam kampung menemukan dermaga yang biasa digunakan warga Pahawang untuk menyeberang. Pas, masih ada perahu dan penumpang yang akan menuju Pulau Pahawang dengan harga per penumpang Rp.15,000 ditemani dengan pemuda kampung yang baik walaupun aroma nafasnya tercium bau alkohol.

Perahu telah datang dan kami pun naik diatas perahu milik Pak Bastomi. Dalam perjalanan saya bertanya apakah bisa menginap di rumah warga dan Pak Bastomi menjawab bisa. Dilain pihak anaknya yang mengendarai perahu ini mengatakan kami bisa menginap juga dirumah kosong yang ada di Pulau gratis atau di perpustakaan desa juga bisa. Perjalanan sekitar 30 menit mengantar kami tiba di Pulau Pahawang, sekalian bertanya dimana rumahnya Pak Bastomi. Dan ia pun menjawab di pulau ini juga, spontan Saya balas "bisa kami menumpang di rumah bapak?" jawabnya "bisa". Okelah, malam ini tempat kami berteduh adalah dirumah pak Bastomi yang merupakan Ojek Perahu Pahawang-Ketapang yang dahulunya adalah nelayan tradisional namun telah pensiun karena sudah tidak sanggup lagi untuk menyelam mencari ikan. Sembari menunggu malam tiba kami melihat pemuda kampung setempat yang sedang bermain sepakbola serta bercakap-cakap dengan seorang anak muda yang berasal dari Banten bekerja menjaga ikan peliharaan di Keramba. Kembali ke rumah pak Bastomi, setelah mandi kami disuguhi makan malam sederhana namun lezat rasanya (pengaruh lapar).

20 June 2013
Pagi hari, mengejar matahari terbit. Berjalan menyusuri pesisir pantai menuju ke sebuah tempat yang memiliki Villa, dermaga khusus dan Pantai berpasir putih milik seorang warga asing. Bersantai dan mandi di dermaga kayu ini tak terasa hari semakin terang. Tidak bisa berlama-lama sebab perahu penumpang saat pagi hari semuanya menuju ke Ketapang dan ada lagi tergantung apabila ada warga yang berangkat. Dalam perjalanan ke rumah kami disusul oleh anak Pak Bastomi untuk segera pulang agar tidak kesiangan kalau ingin ke ketapang pagi ini. Sedikit terlambat tapi kami masih ditunggu oleh Bapak yang baik ini, sempat mandi dan sarapan dahulu sebelum kembali ke ketapang. Perjalanan menuju ketapang diatas lautan tenang pagi hari ditempuh selama 30 menit, tiba di dermaga Ketapang kami berpamitan dengan Bapak dan Ibu Bastomi tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih. Dari Kampung ketapang kami menumpang sebuah mobil bak terbuka yang menuju Kota Bandar Lampung. Di Kota Bandar Lampung, kami sudah ditunggu oleh teman yang tak lain adalah calon pengantin pria yang akan menikah 2 hari kemudian. Singkat cerita, bertemu pengantin Pria, siangnya dijemput calon pengantin wanita dan sorenya kami menjemput Ibu serta keluarga pengantin calon pengantin pria. Setelah itu kami langsung menuju Kotabumi tempat pelaksanaan Akad serta Resepsi pernikahan nanti.

Ini sepertinya sudah panjang dan waktunya Saya makan tengah malam serta beristirahat sebab besok harus bekerja lagi.... Lanjut ke Part-2