Friday, November 8, 2013

Off Duty Transit to Toba Lake, Sipiso Piso Waterfall and Berastagi 6-7 Nov 2013

Pendahuluan

Alkisah, pada hari terakhir menjalankan tugas Saya bersama Supervisor akan meninggalkan tempat ini untuk menjalankan hari libur kami. Setelah segala administrasi dan laporan tuntas saat malam hari kami telah bersiap untuk menuju Bandara. Namun, apa boleh dikata ternyata tiket untuk kepulangan Pak Mandor (panggilan gaul kami kepada pemimpin tertinggi di tempat kerja) belum ada sebab info dari bagian ticketing kantor pusat terkendala hari libur panjang. Akhirnya Saya pun memutuskan pergi sendiri tanpa sang Mandor sebab mau jalan-jalan dulu. Diantar oleh supir menggunakan kendaraan operasional menuju Stasiun Kereta Marbau selama 1 jam perjalanan dikarenakan bentuk daripada jalanan yang tidak menyenangkan. Tiba diloket, beli tiket kelas Bisnis seharga 90,000.00 Rupiah (Eksekutif 125,000.00 Rupiah yah) dengan keberangkatan pukul 00.15 waktu Sumatera Utara.

Perjalanan Menuju dan Danau  (Toba 06 November 2013)

Kereta tiba dari Stasiun Rantau Prapat dan berangkat tepat waktu dari Stasiun Marbau dengan tujuan Stasiun Besar Medan. Namun, tujuan pemberhentian Saya adalah Stasiun Tebing Tinggi dan akan melanjutkan pencarian jalan agar bias sampai di Pulau Samosir. Dalam perjalanan Kereta Api Sribilah ini melakukan pemberhentian di beberapa Stasiun untuk menjemput para penumpang lainnya yang akan ikut bersama. Kenyamanan lumayan bergelombang melintasi landasan Rel Kereta di Sumatera Utara yang dimana gerbong-gerbongnya diderek oleh jenis Lokomotif BB-203. Akan tetapi masih nyaman Kereta daripada naik Travel Plat Hitam sesuai dengan pengalaman selama menjalankan tugas di Sumtera Utara.
Kereta Sribilah akhirnya tiba di Stasiun Tebing Tinggi pada pukul 04.00. Saya pun berjalan sekitar 2-3 KM menuju persimpangan jalan poros lintas arah Pematang Siantar/Parapat. Beberapa kali mobil jenis Avanza/Xenia Travel entah dari Medan mungkin menanyakan dan menawarkan jasa namun tujuan kami berbeda. Tak lama kemudian berhenti  Mitsubishi L-300 putih dengan tujuan Pematang Siantar dan Saya langsung naik . Tiba Pematang Siantar 06.00, langsung mendapatkan angkutan umum menuju Parapat jenis Izusu ELF. TIba Parapat, mampir sarapan dan kopi secangkir kemudian langsung naik Kapal penyeberangan Aji Bata tujuan Tomok. Lama waktu menyeberang hanya sekitar 30 menit dan Tiba di Tomok, langsung disambut oleh Bapak yang menawarkan jasa Ojek, Sewa Motor, Penginapan ke Tuk-Tuk dengan bahasa bahwa mereka terdaftar pada Dinas Pariwisata setempat. Oh, mampir dulu minum secangkir kopi lagi yang cukup kental serta manis.
Baiklah, setuju dengan tawaran naik Ojek ke Tuk-Tuk mencari penginapan untuk berteduh malam nanti. Sampai di Tuk-Tuk ditawarkan ke penginapan Saudara Bapak Ojek namun masih terlalu mahal dengan kondisi fasilitas serta kondisi lah. Putar-putar mencari keliling yang cocok penuh dan lainnya cukup mahal  akhirnya keputusan pada penginapan Bapak Simbolon dilantai 2. Terima kasih Bapak Ojek selanjutnya, sewa motor selama setengah hari sama penginapan untuk sedikit berkeliling menghafalkan jalanan di Pulau Samosir ini.
Setelah waktu menunjukkan pukul 12.00 siang, mari kita nyalakan mesin sepeda motor untuk melihat lihat sedikit waktu yang ada disini. Rute yang dilalui keluar dari semenanjung Tuk-Tuk setir putar kekanan menuju arah Pusuk Buhit (kalo kekiri balik lagi ke Tomok), sempat mampir makan siang di rumah makan BPK dan melanjutkan sampai Air Panas tepi Danau Toba ini dimana hujan mulai turun sehingga batal melanjutkan geber gas motor ke puncak Pusuk Buhit. Perjalanan dilalui sekitar 40an KM melewati beberapa spot wisata seperti pulau-pulau kecil, pantai pasir putih, kuburan khas Batak, Museum Batak dan lain-lain. Rencana mau telusuri jalan melewati jalur tengah yang ada Danau tapi terkendala hujan yang semakin deras disegala penjuru Pulau Samosir berdasakan pandangan mata. Maka keputusan memilih jalan berangkat dengan tujuan kembali ke penginapan. Dalam perjalanan sempat berhenti diwarung berjumpa sepasang kekasih asal Belanda dan minum secangkir Kopi lagi. Oleh karena hujan tak kunjung mereda, udara mendingin, langit menggelap diputuskan melanjutkan perjalanan menembus hujan dan dingin sampai basah kuyup sampai di penginapan.
Malam harinya cuaca masih hujan sehingga kondisi Tuk-Tuk cukup sepi. Makan malam pesan dari Ibu di penginapan ditemani sang Bapak yang sedang menyelesaikan pembuatan tempat tissue makan yang diukir kerajinan motif Batak. Setelah makan, sembari bercerita pengalaman sang Bapak, enaknya meneguk sebotol Tuak asli dari sini (sebotol saya sumbangkan) sampai mata ini redup dan badan menginginkan kasur empuk.
Noted: Lokasi Wisata disekitar Pulau Samosir sudah banyak panduannya (Tanya aja Om Gugel)


 

Matahari Pagi, Mencari Sipiso-Piso dan Tangga Perjuangan (07 November 2013)


Bangun pagi (tumben) melangkahkan kaki berjalan sehat menuju ke satu tempat untuk menikmati terbitnya matahari di Pulau Samosir. Pulang Pergi 6 KM tanpa perlu membayar ongkos dan kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan ke Air Terjun Sipiso Piso. Diantar Bapak Simbolon ke Terminal Kapal penyeberangan menuju Tiga Raja, Parapat. Kapal tersedia setiap jam, keberangkatanku jam 08.00 menuju Tiga Raja. Tiba di Tiga raja, lanjut berjalan sambil memanjakan mata sekeliling dan mencegat Bus tujuan Medan. Walaupun tujuan Medan tujuan Saya turun adalah Pematang Siantar. Di Pematang Siantar ada beberapa Bechak Motor yang masih terjaga sampai sekarang menggunakan Motor buatan Jerman dan hanya ada disini (kecuali kolektor motor antik). Singgah makan siang di rumah makan Khas Batak dan melanjutkan menupang angkutan ELF tujuan Kabanjahe tapi jangan lupa katakan minta turun di simpang Situnggaling (Air Terjun).
Perjalanan sekitar 1 jam lebih tiba saat hujan turun pun langsung naik Bechak (Ojeck) menuju pintu masuk ke Air Terjun Sipiso Piso. Sang pengemudi Bechak bablas sehingga bebas biaya restribusi pengunjung buat saya. Cuaca masih hujan untuk turun ke Air Terjun, namun dari atas sini pun bias langsung menikmati penampakan secara utuh Air Terjun serta sedikit view Danau Toba. Setelah secangkir Kopi hangat habis Saya langsung mencoba jalan turun menuju arah jatuhnya air dari atas. Sempat berjumpa dengan beberapa pasangan yang hendak naik kembali pulang, Saya tiba di dasar jatuhnya sang air dengan kondisi sendirian tanpa ada pengunjung dibawah sini. Nah ini perjuangan menaiki tangga yang Saya tapaki saat turun tadi maka dianjurkan persiapkan fisik dan nafas cadangan atau apabila tidak mampu mendingan tidak usah turun kebawah sini. Sampai diatas terlihat awan kabut langsung menutupi daera sekitar Air Terjun ini, mungkin menunggu Saya terakhir sampai dahulu kali yah. 






 


 Menumpang sedikit dan Taman Wisata Lumbini tutup

Berjalanan saat hujan rintik-rintik sampai di pintu masuk menumpang kendaraan yang keluar membawa tamu asal Johor Malaysia. Dari simpang Situnggaling mencegat angkutan umum ELF tujuan Kabanjahe dan tidak lupa kata kunci minta turunkan di tempat angkutan umum yang mau ke Berastagi. Jarak tidak sampai 20 KM dilahap gas penuh oleh Pak Supir di Tanah Karo ini. Tiba di Kabanjahe turun dan naik lagi angkutan umum Warna Kuning tujuan Berastagi, kali ini sang angkot berjalan cukup santai namun ingat udara disini dingin loh. Nah, Berastagi ini bias dikata kalo warga Jakarta liburan ke Puncak, warga Medan liburan ke Berastagi yang letaknya di pegunungan, dingin, banyak Villa tapi kok belum jumpa yang pake kupluk dan senter yak. Tiba di Taman Wisata Lumbini yang juga dikenal warga setempat dengan sebutan Pagoda. Tapia apa daya perjuangan hujan serta cuaca dingin disambut dengan sudah tutupnya untuk wisatawan sebab waktu berkunjung telah selesai. Baiklah, nikmati saja dari luar dan kembali mencari jalan menuju kota Medan.


 Medan, Angkot dan Jumpa Teman

Kembali ke jalan poros Berastagi ditengah hujan rintik-rintik serta angin dingin menerpa mendapati Bus Tujuan Medan yang lewat dengan sekejap. Duduk dibelakang Bus menuruni jalanan berliku, supir yang memacu turunan jalanan serta diiringi music khas Karo. Tanpa teras sudah memasuki kota Medan dan seluruh penumpang diturunkan di perempatan ring-road bukan ke Terminal Amplas. Dari sinii bertanya ke warga sekitar mendapati Angkot tujuan Belawan yang melalui Lapangan Merdeka. Dari lapangan Merdeka berjalan kaki dan menjumpai teman dan makan malam bersama disalah satu Coffee Shop sampai larut malam.

JNE, Bolu Meranti dan Kuala Namu Airport (08 November 2013)

Pagi hari ini bersiap kembali menuju Jakarta. Namun ada beberapa hal dahulu yang harus dilakukan dan belanja. Kirim Dokumen ke JNE yang terbawa oleh Saya, membeli Bolu Meranti di Jalan Sisingamangaraja dan Saya diantar ke Terminal Amplas untuk menumpang Bus Damri tujuan Kuala Namu. Berangkat ke Bandara sedikit lebih cepat sebab bersama teman asal Belanda (campuran Indonesia) yang akan terbang ke pulau Dewata. Tidak lebih dari 1 jam Bus sudah tiba di Bandara sebab lalu-lintas siang ini cukup lancer dan proses check-in pun dilakukan.

Summary Biaya Perjalanan:
Tebing Tinggi                  à Pematang Siantar           Rp. 15,000
Pematang Siantar            à Ajibata, Parapat             Rp. 10,000
Ajibata, Parapat              à Tomok                           Rp.   6,000
Penginapan di Tuk-Tuk                                              Rp. 80,000 (pastikan ditawar dahulu)
Sewa Motor ½ hari                                                    Rp. 50,000 (tawar)
Tuk-Tuk                         à Tiga Raja, Parapat         Rp. 10,000
Parapat                           à Pematang Siantar           Rp. 10,000
Pematang Siantar             à Situnggaling                   Rp. 18,000
Situnggaling                      à Sipiso Piso                    Rp. 10,000
Biaya Retribusi Sipiso Piso                                         Rp. 0           (Ojek nyelonong)
Situnggaling                      à Kabanjahe                    Rp.   6,000
Kabanjahe                       à Berastagi                       Rp.   6,000
Berastagi                         à Medan                           Rp. 15,000




1 comment:

Anonymous said...

Aihh. mantap journey-nya si mas bro! Safe travels yo ;)