23 October 2012
Tiba dipelabuhan Ferry Siwa Kabupaten Bone Pukul 10.30 LT
lebih cepat 30 menit dari jadwal normal karena laut sangat bersahabat begitu
tenang. Begitu kapal sandar para penumpang lagsung dihadapkan dengan para calo
buruh panggung serta para supir travel yang berebutan mencari penumpang menuju
tujuan masing-masing. Saya pun langsung bilang Bulukumba dan dapat tumpangan
sebuah APV berwarna Merah. Nah, disini jangan heran dan mengeluh apabila hanya
membayar normal sebab dalam mobil akan diisi penuh 4 belakang, 4 tengah dan 2
depan dengan biaya Rp. 100.000 per penumpang. Saran Saya kalau mau naik travel
di Sulawesi Selatan nyaman bayar lebih agar tidak duduk terlalu sesak, namun
soal merokok tidak usah protes sebab rata-rata supir disini adalah perokok dan
lebih baik merokok kalau tidak bias ngantuk gitu dech. Ayo pilih selamat atau
merokok? Baiklah, Perjalanan Siwa Bulukumba ditempuh dalam waktu 6 jam melewati
daerah Bone dan Sinjai 1 kali berhenti makan siang.
Tiba dibulukumba sudah jam 18.00 malam dan untuk melanjutkan
perjalanan ke Tanjung Bira sudah tidak ada lagi angkutan umum. Mencoba mencari
tumpangan menuju Tanjung Bira namun sampai malam tidak mendapatkan sehingga
teman Saya menganjurkan agar menginap dulu ke tempat Saudaranya di kota ini
nanti pagi hari baru melanjutkan ke tanjung Bira. Malam ini Saya menginap di rumah Saudara
teman di Jalan Adiguna Bulukumba.
24 October 2012
Bangun subuh serta bersiap-siap berpamitan untuk melanjutkan
perjalanan ke Tanjung Bira. Pukul 05.30 berangkat menuju Tanjung Bira dengan
menumpang Angkutan Umum Rp. 5000 sampai Tanah Beru trus naik angkutan umum
Tanah Beru- Tanjung Bira Rp. 20.000 total 40 KM dari Bulukumba ke Tanjung Bira.
Bertemu dengan teman-teman Couchsurfing dari Jakarta dimana sewwaktu masih di
Kolaka Utara Saya menghubungi mereka. Sarapan bersama kemudian mereka berangkat
ke sebuah pulau untuk snorkelin namun Saya tetap disekitar Tanjung Bira bersama
teman yang dari Makassar sembari menunggu teman dari Jakarta dan Surabaya yang
masih dalam perjalanan menuju kesini. Siang hari setelah bertemu teman dari
Surabaya dan Jakarta, bersama kami menuju tempat pembuatan Kapal Phinisi yang
terletak di Tanah Beru kemudian ke Pantai Lemo-Lemo berpasir putih yang
dipenuhi oleh rumput laut nan sepi.
Mendapat kabar yang dari pulau telah kembali, kami berkumpul
bersama dan sore hore trekking sedikit menuju Puncak Pua Janggo untuk menikmati
Sunset Tanjung Bira dari atas puncak nan indah. Kembali turun sebab hari
semakin gelap, sampai penginapan membersihkan diri dan berkumpul untuk makn
malam bersama sembari bercerita dengan pengalaman satu sama lainnya. Setelah
itu yang lain telah beristirahat Saya bersama teman sempat menuju ke Amator
Resort bertemu dengan pemiliknya dan sedikit ilmu cuap-cuap oleh teman besok
kami dapat datang masuk melihat suasana Resort yang private ini saat hari
terang. Malamnya istirahat dipenginapan Rp.0 (modal sleeping bag diteras).
25 October 2012
Pagi harinya, sebelum meninggalkan Tanjung Bira kami pergi
menuju Amatoa Resort sesuai dengan hasil rayuan cuap-cuap malam tadi. Didalam
Resort ini kami berfoto ria sembari berkeliling melihat isi dari fasilitas
Resort ini. Singkat cerita, kembali ke penginapan sarapan bersama dan check out
untuk menuju Kota Malino. Berangkat pukul 09.00 dari Tanjung Bira, makan siang
di daerah Kabupaten Gowa, mampir di Museum Balla Lompoa dimana ini adalah rumah
adat Kerajaan Gowa kemudian lanjut menuju Malino. Tiba di Malino Pukul 16.00
dan menginap di rumah Keluarga Haji Amir Katili sebelumnya mampir ke Air Terjun
Takapala dan Air Terjun Jodoh. Malam harinya makan malam disalah satu rumah
makan lupa namanya euiy dan beristirahat.
26 October 2012
Hari ini adalah Hari Raya Idul Adha, kami bangun pagi dan
sarapan. Kemudian menuju Kebun Teh Malino karena masih pagi dan ini adalah hari
raya sehingga tidak ada penjaga. Dari kebun Teh kami menuju ke Air Terjun 1000
dan kembali kerumah. Siang harinya kami disuguhi makanan khas dalam rangka
meryakan Idul Adha yang telah di sediakan oleh Keluarga Katili. Terima Kasih
kepada seisi keluarga di rumah ini yang telah menjamu kami sehingga pada pukul
14.00 kami meninggalkan Kota Malino menuju Makassar. Sekilas tentanng Malino
ini sangat khas dengan kota peninggalan jaman Belanda dimana kalau kita lihat
Malino ini merupakan tempat peristirahat para keluarga Belanda jaman dahulu.
Pukul 15.30 tiba di Makassar, teman-teman ada yang mampir belanja ole-ole dan
dilanjutkan ke Fort Rotterdam sebuah Benteng Belanda terletak ditepi pantaai
menghadap ke laut tapi sayang Benteng ini semakin hari semakin terhimpit oleh
keberadaan bangunan modern. Dari Benteng menuju Pantai Losari yang banyak
didatangi oleh masyarakat local menghabiskan waktu pada sore hari menikmati
matahari terbenam. Hari mulai gelap, kami menuju rumah salah satu member
Couchsurfing Makassar yang mengadakan Open House Idul Adha sekalian ajang
Gathering CS Makassar. Setelah Gathering, menumpang salah satu teman dan turun
di depan Fort Rotterdam sembari minum kopi ditemani teman menunggu waktu untuk
berangkat kembali ke Jakarta.
27 October 2012
00.00 berpisah dengan teman dan membuat janji next trip
Sulawesi South to North. Menuju Airport dan menumpang Pesawat Citilink Airbus
A320-200 UPG-CGK ETD 02.50 dengan harga tiket Rp. 500.000,--. Tiba di Jakarta
04.00 sebab pesawat yang Saya tumpangi berangkat lebih cepat dari jadwal.
End Of My October Journey
No comments:
Post a Comment