Pelabuhan BauBau |
18 October 2012, KM. Dobonsolo telah berlabuh di Pelabuhan BauBau. Dijemput saudara teman yang berada di negeri nan jauh disana eropah tapi nyebrang pulau lagi yang katanya negeri Ratu dan Pangeran yang barusan nikah. Kemudian kami menuju e mencari rumahnya Om Sangkala yang gw kenal waktu perjalanan berangkat di daerah Pala Tiga. Setelah bertanya dan ga pake nyasar kahirnya ketemu juga rumahnya Om Sangkala. Salaman dan Drop backpack, gw dan teman pamitan lagi mau jalan ke Kompleks Kerajaan Buton. Melihat Benteng sich dan isinya yang berada diatas bukit nan indah menikmati pemandangan Kota BauBau dari atas sini. Lanjut turun dari Benteng nongkrong menikmati matahari terbenam di tepi pantai kota dan diteruskan ngopi di warung yang berjualan pada malam hari ditepi laut BauBau. Diantar pulang ke rumah Om Sangkala sambil nongkrong di pondokan samping rumah kemudian makan malam. Dan pada malam harinya menemani si Om keliling ke Pos Pemenangan Calon Walikota BauBau yang didukungnya sampai larut malam dirumah bakal calon Walikota. Pokoknya malam ini jadi ikutan tim sukses dech, ikut dengerin oceh, keluh kesah sampai masukan politik dari seluruh tim sukses.
19 October 2012, Pagi sampai dengan siang aktivitas makan istirahat sambil bantu dan tanya-tanya soal bisnis kayu yang dijalani oleh si Om. Namun, diikuti selingan dari para tim sukses dari pos-pos yang datang melayangkan keluh kesah mereka. Dan, siang harinya dijemput kembali oleh teman mengantar ke Pelabuhan BauBau dimana gw bakal meninggalkan Kota BauBau. Tujuan berikut adalah Kota Kendari ibukota provinsi Sulawesi Tenggara dan menumpang Kapal Cepat yang akan berangkat siang hari menuju Kendari transit di Raha. Kapal seharusnya berangkat Pukul 13.00LT tapi delay karena kedatangan KM. Bukit Siguntang yang diutamakan sandar serta berharap mendapatkan tambahan penumpang juga. Kapal berangkat Pukul 14.00LT dan transit di Raha pukul 15.00LT dan tiba di Kendari pukul 18.00LT. Dalam perjalanan sempat kenal dengan wanita Raha yang bekerja di Kendari dan dialah yang menemani mencari Hotel untuk tempat gw bermalam di Kendari. Setelah dapat Hotel untuk menginap istirahat serta bersih-bersih (emang cleaning service gw gitu). Janjian dengan wanita baik tersebut dan mengajak makan malam dilanjutkan nongkrong duduk ga jelas di tepi teluk Kendari. Malam semakin larut kami berpisah dan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
Pelabuhan Kendari |
20 October 2012
Sunrise Teluk Kendari |
Menginap 1 malam di Resik Hotel
Kendari dengan biaya Rp. 150.000,-- fasilitas AC, TV, Kamar Mandi dalam, Kopi
dan Teh 24 Jam serta sarapan. Pagi hari langsung menikmati matahari terbit di
Teluk Kendari. Teluk Kendari ini indah sehingga dapat Saya katakan sebagai
teluk matahari terbit akan tetapi pengelolaan pariwisata belum tertata. Kembali
ke Hote istirahat sebentar dan sarapan kemudian check out. Keluar Hotel keluar
langsung naik angkutan kota Mikrolet menuju pusat kota, dikota ini belum ada
yang namanya Mall besar seperti Jakarta, yang ada kalau kita sebagai orang
Jakarta hanyalah plasa kecil yang menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat
kota ini. Pada saat berkeliling mendapat kontak dari member komunitas
Couchsurfing yang berdomisili di Sikeli dan memberi nomor kontak member yang
berada di kota Kendari. Singkat cerita Saya menghubungi member Couchsurfing
Kendari dan janjian bertemu di salah satu Coffee Shop. Saya tiba terlebih
dahulu di Coffee shop tersebut dan menunggunya hingga bertemu sampai
berbincang-bincang kemudian dia menawarkan Saya untuk menginap di rumah salah
satu teman baiknya. Setelah member CS menghubungi temannya dan mendapat
konfirmasi, kami segera menuju rumah temannya yang berada tidak jauh dari
belakang rumah dinas Gubernur Sulawesi Tenggara tapi tujuanku menginap bukan di
rumah dinas itu yah. Tiba di rumah
temanny dan berkenalan dengan se-isi keluarga temannya yang baik ini sekalian
bercakap-cakap tentang Couchsurfing serta mengajaknya untuk bergabung dalam jaringan
silahturahmi sampai akhirnya hari semakin sore sehingga teman CS ini harus
meninggalkan Saya bersama temannya karena tempat tinggalnya cukup jauh dan
cukup takut dia sebagai perempuan mengendarai sepeda motor melewati salah satu
jalan yang ada pemakaman umum katanya. Terima kasih Eka atas hospitality yang
kamu berikan walaupun hanya sesaat tapi itu sangat berarti.
Setelah teman CS berpisah, Saya
bersantai istirahat sembari bersosialisasi dengan seisi penghuni rumah ini.
Bapak yang sibuk dengan membuat campuran semen pasir yang akan dibawa besok ke
rumah yang sedang di bangun jauh dari sini, Ibu yang sedang sibuk di dapur
serta sesekali ngobrol dengan adik host yang sedang menonton TV. Sampai
seketika host mendapat telpon dari temannya meminta bantuan meminta bantuan
menambal ban mobil yang tak jauh dari rumah ini. Kami pun datang membawa kunci
serta dongkrak kemudian menyelesaikannya. Singkat cerita host bercerita bahwa
teman yang kami bantu tadi seorang yang pria berkeluarga sudah memiliki anak
namun dia seorang pria gay. Kenapa dia tau karena pernah di cobai oleh pria itu
menggerayangi host Saya. Mereka kenal dahulu lewat facebook dan sering
nongkrong bareng. Lanjut cerita, kami keluar untuk makan malam dan tanpa
sengaja berjumpa dengan 2 wanita teman host yang sedang makan di tempat yang
sama. Makan dan berbincang sampai selesai kami kembali ke rumah untuk
istirahat.
21 October 2012
Taman Kota Kendari |
Bangun pagi, kemudian sarapan
bersama keluarga host Saya. Siang harinya, berpamitan dan berpisah dengan host
sebab Saya akan menunggu Saudara yang kutemui. Sembari menunggu Saudara Saya
santai di taman kota yang dipenuhi oleh muda-mudi yang melakukan berbagai
aktivitas. Tak lama kemudian telpon berdering mengatakan Saya pergi temui
Saudara yang berada di salah satu restoran. Jumpa Saudara dan makan bersama,
begitu selesai berpisah lagi karena Saudara Saya masih ada urusan pekerjaan dan
Saya menunggu di salah satu tempat nongkrong warga Kendari. Jam menunjukkan
pukul 07.00 malam Saya dijemput kemudian berangkat bersama Saudara Saya menuju
Kolaka Utara bersama supirnya.
Dalam perjalanan tak banyak yang
dapat dinikmati sebab hari sudah gelap, disini kami hanya berbincang-bincang
dan Saya ditanyai dalam rangka apa kesini “jalan-jalan sembari ketemu kamu dan
teman-teman” jawabku. Saudaraku hanya tertawa dan geleng-geleng kepala kemudian
dia berkata gak ada kerjaan lain apa. Nah, dalam perjalanan sang supir
nampaknya mulai gak konsen dan mulai ngantuk. Saya menawarkan diri berganti
menyetir tapi awalnya sang supir segan namun Saya sedikit memaksa dan
mengatakan tidak usah sungkan demi keselamatan bersama. Saat Saya menggantikan
Saudara beberapa kali menerima telepon dan meminta Saya menyetir lebih cepat
lagi karena sedang ditunggu klien di Kolaka. Namun apa daya medan jalan ini
belum familiar sehingga Saya pun tak berani terlalu ambil resiko. Nah disinilah
kejadian pengalaman menarik kembali Saya alami saat dalam kendaraan dimana
Saudara Saya menggantikan untuk menyetir mobil. Perjalanan dilanjutkan dengan
kecepatan tinggi namun sangat terkendali, sang supir tertidur lelap di belakang
dan Saya bebincang2 dengan Saudara yang sedang menyetir dengan kecepatan tinggi
jalan berkelak kelok kami lalui. Irama mobil seakan berada dalam adu balapan
WRC, perut terasa semakin hari semakin panas mau mendidih karena terkocok
kecepatan mobil melaju kencang pada setiap belokan sedangkan Saudara Saya
sangat santai mengendalikan setir, persneling, gas, rem dan kopling serta
telpon yang diterima. Sempat terjadi sliding disaat kedapatan jalan yang diblok
jadi 1 jalur dan motor melaju di depan juga timing yang kurang pas bertemu
dengan truk besar di depan sehingga sang supir pun bangun dari tidurnya yang
berasa pusing. Sampai di Kolaka 1 jam pas padahal seharusnya perjalanan normal
bias 2 jam. Sang supir berkata pada Saya baru kali ini dia melihat Saudara
membawa mobil sangat cepat macam pembalap, namun Saya katakan bahwa dia dulu
mantan pembalap.
WRC Kijang Innova |
Setelah selesai mampir disebuah
rumah makan dan menjumpai klien saudara Saya, kami melanjutkan perjalanan
menuju Kolaka Utara. Kembali Saya menyetir dan melewati desa-desa yang telah
terlelap tidur serta jalan yang datar sampai dihadapkan dengan jalan berliku
menanjak. Jalan dilewati menurut cerita Saudara Saya merupakan bukit yang
diledakkan jaman Jepang dijadikan jalan ditepi jurang curam tepi laut. Mungkin
kalau pada saat terang lewat jalan ini kita akan menikmati indahnya teluk Bone.
Lambat laun jalan yang dilewati meninggalkan jalan aspal dan dihadapkan jalan
berbatu dan tanah. Artinya kita mulai memasuki wilayah Kolaka Utara Kabupaten
baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kolaka. Masuk Kota Lasusua Kolaka Utara dan
disinilah tujuan tempat Saudara Saya tinggal dan bekerja.
Sunset di Lasusua |
Lasusua yang sedang membangun |
22-23 October 2012
Mess Perwira Kolaka Utara |
Nickel |
Saya tinggal di Kota Lasusua
selama 2 hari bersama Saudara Saya. Kota Lasusua adalah ibukota dari Kabupaten
Kolaka Utara. Kota ini masih dalam tahap pembangunan karena merupakan Kabupaten
yang baru disahkan pemerintah. Masyarakat asli adalah suku Tolaki namun banyak
juga warga yang berasal dari Sulawesi Selatan yang mendiami daerah ini bekerja
sebagai nelayan dan pedagang pastinya. Kolaka Utara ini merupakan daerah
penghasil Nikel dan hasilnya masih di ekspor keluar negeri. Wow, kayanya negeri
kita akan tetapi hasilnya masih dikirim ke negeri orang. Semoga kota ini
semakin maju saat Saya kembali lagi. Pagi hari Saya diantar oleh salah satu
bawahan Saudara menuju Pelabuhan Ferry untuk menyeberang ke Siwa Sulawesi
Selatan. Pelabuhan Ferry Katoi Tobako terletak 18KM 30 menit perjalanan dari Lasusua, tersedia
Kapal Cepat dengan waktu tempuh 2 jam normal atau Ferry dengan waktu tempuh 5
jam normal pelayaran sampai di Siwa.
Kapal Cepat Menuju Siwa |
Terima Kasih Sulawesi Tenggara
Note:
-
Hotel Resik Jalan Hasanudin No.90 Standard
Single Rp. 138.000,--
-
Angkutan Kota Kendari Jauh Dekat Rp. 2.500
-
Mall Mandonga
-
Penduduk Asli Kendari Suku Tolaki dari
Pegunungan, Suku Bajoe tinggal diPesisir
-
Kapal Cepat Lasusua – Siwa Rp. 65.000,--
No comments:
Post a Comment