Sudah bulan Desember 2012 dan Saya telah kembali libur dari
dinas pekerjaan selama 28 hari penuh. Sempat beberapa hari tinggal di Bandung
dan kembali ke Jakarta sebab kalau terlalu lama dibandung rencana perjalanan ke
Sulawesi bias tertunda padahal cuti sudah didapat dari kantor sehingga libur
kali ini menjadi panjang sampai lepas tahun baru. Akhirnya diputuskan membeli
ticket pesawat terbang seharga Rp. 489.000 oleh Garuda Indonesia Citilink
(bukan GA nya loh) sebab teman yang berada di Makassar masih belum jelas
kepastiannya untuk jadi travelmate trip ini.
6 December 2012
Berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta
melalui Damri Pasar Minggu tujuan Bandara SHIA dengan harga ticket sekali jalan
sebesar Rp. 25.000,-- . Perjalanaan ditempuh lebih kurang 1 jam lebih dengan
keadaan malam Jakarta yang masih cukup padat. Tiba dibandara SHIA Terminal 1C
langsung masuk Check In Citilink QG710 CGK-UPG ETD 22.50 seat masih didepan
tapi lupa nomer cantiknya yang pasti masih keliatan mbak Mugari yang cantik
pastinya. 22.50 Cepawat meninggalkan Bandara SHIA whuuuuuuussssshhhhhhhh V1 V2
Gear Up Rotate positive climb sign belt off ladies and gentlemen welcome aboard
to SuperGreen blab blab la ZZZZzzzzzzzzzz
07 December 2012
SuperGreen QG710 mendarat dengan sempurna di Hasanuddin
International Airport Makassar di Maros…. Lah kok ada Maros? Hahahaa Airport
ini ternyata masuk wilayah territory Kabupaten Maros man teman. Lanjut pesawat parker dan disambut si belalai
gajah (nama lain dari Garbarata). Menginap beberapa jam dibandara ini sambil
menunggu kabar dari teman yang konon katanya kalo sempat akan dijemput atau
telpon akan tetapi si kawan tak ada kabar jua (macam artis yah). Ternyata si
kawan tertidur ngorok lelap sehingga telpon dari Saya tak dapat dikenali. Akhirnya
hari mulai terang dan Damri telah beroperasi yang artinya alat transportasi
yang Saya tunggu telah tiba. Mari kita berangkat menuju pusat kota yang tak tau
kemana arah tujuanku. Oh yah Damri ini berbiaya Rp. 20.000,-- per penumpang dan
Saya turun di Jalan Pettarani sesuai dengan info teman ada Coto Paraikatte cucok
buat Saya makan sebagai Sarapan pagi ini (maklum penggemar Coto men). Nah, saat makan di Coto Paraikatte ini calon
travelmate akhirnya bias dihubungi (bukan calon istri yah, dia laki and gw
masih lurus loh). Ah cape nich pake bahasa resmi (penulis dalam pengaruh salak
pondoh). Selesai sarapan bergeser ke salah satu cafe menunggu si kawan namun
sampai siang rencana berubah karena si kawan masih ada urusan. Berpindah lagi
ke Fort Rotterdam dalam perjalanan sempat dihalangi hujan namun tekadku yang
kuat akhirnya ketemu juga jalan mendapatkan si Benteng Buatan Belanda ini.
Berkeliling dalam Benteng dan kemudian nongkrong dibagian depan Benteng
menghadap ke laut namun sayang seribu sayang (bukan sayang lu) lautannya sudah
tidak jelas kelihatan sebab seperti yang gw katakan sebelumnya (kapan?) Benteng
ini mulai terhimpit oleh tingginya pembangunan modern sehingga keaslian
merasakan akan sejarah sebuah Benteng ini mulai tak terasa (tinggal kenangan
dan kebanggaan saja mungkin masih punya Benteng). Matahari semakin hari semakin
menurun di ufuk barat menghilang dari tatapan mata, itu tandanya sudah sore dan
si kawan pun tiba (ga pake cipika cipiki). Wow, si kawan membawa sebuah mobil
dan kami duduk sembari mencicipi kopi (terus diminum). Oh yah, teman dari Mamuju telah tiba dan kami
menghampirinya jemput terus makan malam bersama disebuah warung Satay (sate).
Putusan mala mini menginap dihotel yang sama dengan teman yang baru tiba dari
Mamuju. Tengah malam kami berdua berkeliling mengelilingi kota Makassar sampai lelah
kembali kehotel untuk beristirahat.
8 December 2012
Bangun dari tempat tidur bersiap check out pamit dengan
teman dari Mamuju, kami menuju Kabupaten Maros. Sebelumnya jemput temannya si
kawan, ah ribet pokoknya jalan bertiga yah. Bantimurung memiliki Air Terjun,
Kupu-Kupu, Gowa dan objek objek wisata yang lain. Harga tiket masuk local Rp.
15.000,-- Asing Rp. 50.000,-- dan kami hanya bayar 2 orang dan satunya mengaku
sebagai guide. Selesai berkeliling kami putuskan kembali ke Kota Makassar dan
menaikkan seorang pria Bule asal Kanada (kalo tidak salah namun lupa nama)
sedang berkeliling Indonesia bagian timur. Bule tersebut sudah cerai dengan
istrinya dan sedang libur dari kerjanya sebagai seorang tukang reparasi rumah
yang di akui ditempat asalnya. Sampai di Makassar kami mengantarkaan si Bule
ketempat ia menginap namun sebelumnya sore hari kami nongkrong bersama dahulu
menikmati matahari terbenam air laut diufuk barat sambil menikmati minuman sore
hari. Setelah itu kami mengantarnya ke penginapan dan sejak itu pun kami tak
berjumpa lagi. Makan malam disalah satu tempat yang gw lupa namanya dan bertemu
dengan teman si kawan serta ikut pergi ketemu teman yang lain. Nah, dari
sinilah diputuskan bahwa si kawan positive ikut lanjut trip menuju utara. Malam
harinya kembali cuci mata kota Makassar dan kemudian istirahat.
9 December 2012
Bangun siang hari, kegiatan hanya bertemu teman dan sore
hari mengembalikan mobil yang disewa teman. Kami dijemput oleh seorang wanita
cantik dengan mobil kece untuk mengantar kami menuju Terminal Bus. Malam ini
kami berangkat menuju Tana Toraja dengan tumpangan dari P.O. Litha & Co
21.00 dengan harga per penumpang sebesar Rp. 100.000,-- Terima Kasih semua yang
telah berjumpa diMakassar. Erick, Zaenab, Temen Uwais, CS Makassar etc
10 December 2012
Perjalanan ditempuh 9 Jam, Bus Litha & Co tiba di Kota
Rantepao 06.00 tepat pagi hari yang masih terasa dingin. Suasana kota Rantepao
pagi ini masih belum ramai dan kami mencari tempat sarapan. Selesai sarapan si
kawan menuju kantor dinas Pariwisata Toraja Utara dan mendapatkan beberapa info
serta peta wisata. Selanjutnya bertemu dengan teman baru dari Komunitas
Couchsurfing dan pagi ini kami diajak ke Pasar Bollu melihat pasar mingguan ini
menjual Kerbau serta Babi yang sangaat banyak. Dan di pasar inilah gw menjumpai
Cabe khas Toraja yang unik serta pedas bernama Cabe Katokon. Setelah lelah
berkeliling melihat Kerbau dari yang cemen sampe yang paling Macho, dari yng
murah sampe yang mahal serta Babi-Babi imut untuk dimasak juga yang seronok yah.
Kami makan siang bersama disebuah warung sembari menunggu waktu siang
menyaksikan adu kerbau.
Selesai makan siang kami melangkahkan kaki menuju Tilunglipu,
menurut info ada adu Kerbau dalam rangka prosesi pemakaman. Dan ternyata benar,
saat kami tiba acara akan segera dimulai sehingga kami segera mencari tempat
strategis untuk menikmati suguhan yang menarik ini. Dalam adu Kerbau ini
pemenangnya ditentukan akan kehebatan dari kerbau. Sehingga dari semua kerbau
yang di adu akan ditentukan pemenang terakhir yang paling jago (bingung kan
tulisannya). Nah, Kerbau yang menang ini bakalan jadi kerbau bernilai jual
tinggi karena merupakan yang terhebat. Tapi kami beberapa kali harus berlari
menyelamatkan diri dari tontonan ini sebab Kerbau yang kalah berlari tak karuan
dikejar oleh Kerbau pemenang. Sangat berbahaya juga sebagai penonton kalau
tidak berhati-hati. Hari semakin sore
dan kami mulai lelah, maka kami putuskan kembali ke kota dengan menumpang
bechak motor. Tiba dkota kami putuskan untuk menginap di Kharisma Hostel dengan
biaya sebesar Rp. 100.000,- double bed. Malam hari gw makan bakso khas Toraja
dan si kawan lupa kemana yah. Sebelum istirahat minum Kopi dahulu disalah satu
rumah kopi rantepao. Istirahat lagi
11 December 2012
2 Pemuda ini sewa motor untuk berkeliling Tana Toraja dengan
tujuan sebagai berikut:
-
Lokomata, Kuburan dibatu besar.
-
Batutumonga, melihat pemandangan dari ketinggian
-
Di Kampung Deri pas kami lewat sedang ada Pesta
Pemakaman
-
Situs Purbakala Bori
-
Nah, Kalo ke Rantepao jangan lupa makan di Pong
Buri (khusus non muslim) makan siang
-
Kete Kesu, Pemakaman
Hujan-hujanan dari Kete Kesu menuju kekota dan bertemu
dengan teman Couchsurfing dan mengajak nongkrong di Café Aras menghabiskan sisa
sore perpisahan dengan kami sembari menyerumput Kopi khas Toraja. Pukul 19.00
berpisah dengan teman-teman disini dan kami dibawa pergi oleh Bus PO Pelangi
Colt Diesel 135PS dengan biaya sebesar Rp. 60.000,-- menuju Pare-Pare. Namun tujuan kami adalah Kota Mamuju, Sulawesi
Barat. Terima Kasih Ike, Akmal, teman Ike (maap lupa nama) tidak lupa juga buat
Rani walaupun belum sempat jumpa.
12 December 2012
Bus tiba diPare-Pare pukul 00.15 dan kami turun disalah satu
jalan lintas Barat Sulawesi, baru sekejap sembari merapikan tas. Ada Bus besar
bertuliskan Mamuju oleh Litha & Co kami stop dan berhenti bertanya masih
ada kursi kosong untuk 2 orang? Ada, maka kami langsung melanjutkan perjalanan
menuju Mamuju dengan Bus ini dengan biaya sebesar Rp. 80.000,--
Menuju Sulawesi Barat ....
No comments:
Post a Comment