Tuesday, December 18, 2012
Page 3 of Sulawesi South to North: Sulawesi Tengah di Donggala, Palu dan Toli-Toli
to be updated soon... ...
Friday, December 14, 2012
Page 2 of Sulawesi South to North: West Sulawesi
to be updated soon... ...
Labels:
ferryport,
indonesia,
mamuju,
pasangkayu,
sulawesi,
westsulawesi
Wednesday, December 12, 2012
Page 1 of Sulawesi South to North: Sulawesi Selatan ada Makassar, Maros, Tana Toraja dan Pare-Pare 1 menit
Sudah bulan Desember 2012 dan Saya telah kembali libur dari
dinas pekerjaan selama 28 hari penuh. Sempat beberapa hari tinggal di Bandung
dan kembali ke Jakarta sebab kalau terlalu lama dibandung rencana perjalanan ke
Sulawesi bias tertunda padahal cuti sudah didapat dari kantor sehingga libur
kali ini menjadi panjang sampai lepas tahun baru. Akhirnya diputuskan membeli
ticket pesawat terbang seharga Rp. 489.000 oleh Garuda Indonesia Citilink
(bukan GA nya loh) sebab teman yang berada di Makassar masih belum jelas
kepastiannya untuk jadi travelmate trip ini.
6 December 2012
Berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta
melalui Damri Pasar Minggu tujuan Bandara SHIA dengan harga ticket sekali jalan
sebesar Rp. 25.000,-- . Perjalanaan ditempuh lebih kurang 1 jam lebih dengan
keadaan malam Jakarta yang masih cukup padat. Tiba dibandara SHIA Terminal 1C
langsung masuk Check In Citilink QG710 CGK-UPG ETD 22.50 seat masih didepan
tapi lupa nomer cantiknya yang pasti masih keliatan mbak Mugari yang cantik
pastinya. 22.50 Cepawat meninggalkan Bandara SHIA whuuuuuuussssshhhhhhhh V1 V2
Gear Up Rotate positive climb sign belt off ladies and gentlemen welcome aboard
to SuperGreen blab blab la ZZZZzzzzzzzzzz
07 December 2012
SuperGreen QG710 mendarat dengan sempurna di Hasanuddin
International Airport Makassar di Maros…. Lah kok ada Maros? Hahahaa Airport
ini ternyata masuk wilayah territory Kabupaten Maros man teman. Lanjut pesawat parker dan disambut si belalai
gajah (nama lain dari Garbarata). Menginap beberapa jam dibandara ini sambil
menunggu kabar dari teman yang konon katanya kalo sempat akan dijemput atau
telpon akan tetapi si kawan tak ada kabar jua (macam artis yah). Ternyata si
kawan tertidur ngorok lelap sehingga telpon dari Saya tak dapat dikenali. Akhirnya
hari mulai terang dan Damri telah beroperasi yang artinya alat transportasi
yang Saya tunggu telah tiba. Mari kita berangkat menuju pusat kota yang tak tau
kemana arah tujuanku. Oh yah Damri ini berbiaya Rp. 20.000,-- per penumpang dan
Saya turun di Jalan Pettarani sesuai dengan info teman ada Coto Paraikatte cucok
buat Saya makan sebagai Sarapan pagi ini (maklum penggemar Coto men). Nah, saat makan di Coto Paraikatte ini calon
travelmate akhirnya bias dihubungi (bukan calon istri yah, dia laki and gw
masih lurus loh). Ah cape nich pake bahasa resmi (penulis dalam pengaruh salak
pondoh). Selesai sarapan bergeser ke salah satu cafe menunggu si kawan namun
sampai siang rencana berubah karena si kawan masih ada urusan. Berpindah lagi
ke Fort Rotterdam dalam perjalanan sempat dihalangi hujan namun tekadku yang
kuat akhirnya ketemu juga jalan mendapatkan si Benteng Buatan Belanda ini.
Berkeliling dalam Benteng dan kemudian nongkrong dibagian depan Benteng
menghadap ke laut namun sayang seribu sayang (bukan sayang lu) lautannya sudah
tidak jelas kelihatan sebab seperti yang gw katakan sebelumnya (kapan?) Benteng
ini mulai terhimpit oleh tingginya pembangunan modern sehingga keaslian
merasakan akan sejarah sebuah Benteng ini mulai tak terasa (tinggal kenangan
dan kebanggaan saja mungkin masih punya Benteng). Matahari semakin hari semakin
menurun di ufuk barat menghilang dari tatapan mata, itu tandanya sudah sore dan
si kawan pun tiba (ga pake cipika cipiki). Wow, si kawan membawa sebuah mobil
dan kami duduk sembari mencicipi kopi (terus diminum). Oh yah, teman dari Mamuju telah tiba dan kami
menghampirinya jemput terus makan malam bersama disebuah warung Satay (sate).
Putusan mala mini menginap dihotel yang sama dengan teman yang baru tiba dari
Mamuju. Tengah malam kami berdua berkeliling mengelilingi kota Makassar sampai lelah
kembali kehotel untuk beristirahat.
8 December 2012
Bangun dari tempat tidur bersiap check out pamit dengan
teman dari Mamuju, kami menuju Kabupaten Maros. Sebelumnya jemput temannya si
kawan, ah ribet pokoknya jalan bertiga yah. Bantimurung memiliki Air Terjun,
Kupu-Kupu, Gowa dan objek objek wisata yang lain. Harga tiket masuk local Rp.
15.000,-- Asing Rp. 50.000,-- dan kami hanya bayar 2 orang dan satunya mengaku
sebagai guide. Selesai berkeliling kami putuskan kembali ke Kota Makassar dan
menaikkan seorang pria Bule asal Kanada (kalo tidak salah namun lupa nama)
sedang berkeliling Indonesia bagian timur. Bule tersebut sudah cerai dengan
istrinya dan sedang libur dari kerjanya sebagai seorang tukang reparasi rumah
yang di akui ditempat asalnya. Sampai di Makassar kami mengantarkaan si Bule
ketempat ia menginap namun sebelumnya sore hari kami nongkrong bersama dahulu
menikmati matahari terbenam air laut diufuk barat sambil menikmati minuman sore
hari. Setelah itu kami mengantarnya ke penginapan dan sejak itu pun kami tak
berjumpa lagi. Makan malam disalah satu tempat yang gw lupa namanya dan bertemu
dengan teman si kawan serta ikut pergi ketemu teman yang lain. Nah, dari
sinilah diputuskan bahwa si kawan positive ikut lanjut trip menuju utara. Malam
harinya kembali cuci mata kota Makassar dan kemudian istirahat.
9 December 2012
Bangun siang hari, kegiatan hanya bertemu teman dan sore
hari mengembalikan mobil yang disewa teman. Kami dijemput oleh seorang wanita
cantik dengan mobil kece untuk mengantar kami menuju Terminal Bus. Malam ini
kami berangkat menuju Tana Toraja dengan tumpangan dari P.O. Litha & Co
21.00 dengan harga per penumpang sebesar Rp. 100.000,-- Terima Kasih semua yang
telah berjumpa diMakassar. Erick, Zaenab, Temen Uwais, CS Makassar etc
10 December 2012
Perjalanan ditempuh 9 Jam, Bus Litha & Co tiba di Kota
Rantepao 06.00 tepat pagi hari yang masih terasa dingin. Suasana kota Rantepao
pagi ini masih belum ramai dan kami mencari tempat sarapan. Selesai sarapan si
kawan menuju kantor dinas Pariwisata Toraja Utara dan mendapatkan beberapa info
serta peta wisata. Selanjutnya bertemu dengan teman baru dari Komunitas
Couchsurfing dan pagi ini kami diajak ke Pasar Bollu melihat pasar mingguan ini
menjual Kerbau serta Babi yang sangaat banyak. Dan di pasar inilah gw menjumpai
Cabe khas Toraja yang unik serta pedas bernama Cabe Katokon. Setelah lelah
berkeliling melihat Kerbau dari yang cemen sampe yang paling Macho, dari yng
murah sampe yang mahal serta Babi-Babi imut untuk dimasak juga yang seronok yah.
Kami makan siang bersama disebuah warung sembari menunggu waktu siang
menyaksikan adu kerbau.
Selesai makan siang kami melangkahkan kaki menuju Tilunglipu,
menurut info ada adu Kerbau dalam rangka prosesi pemakaman. Dan ternyata benar,
saat kami tiba acara akan segera dimulai sehingga kami segera mencari tempat
strategis untuk menikmati suguhan yang menarik ini. Dalam adu Kerbau ini
pemenangnya ditentukan akan kehebatan dari kerbau. Sehingga dari semua kerbau
yang di adu akan ditentukan pemenang terakhir yang paling jago (bingung kan
tulisannya). Nah, Kerbau yang menang ini bakalan jadi kerbau bernilai jual
tinggi karena merupakan yang terhebat. Tapi kami beberapa kali harus berlari
menyelamatkan diri dari tontonan ini sebab Kerbau yang kalah berlari tak karuan
dikejar oleh Kerbau pemenang. Sangat berbahaya juga sebagai penonton kalau
tidak berhati-hati. Hari semakin sore
dan kami mulai lelah, maka kami putuskan kembali ke kota dengan menumpang
bechak motor. Tiba dkota kami putuskan untuk menginap di Kharisma Hostel dengan
biaya sebesar Rp. 100.000,- double bed. Malam hari gw makan bakso khas Toraja
dan si kawan lupa kemana yah. Sebelum istirahat minum Kopi dahulu disalah satu
rumah kopi rantepao. Istirahat lagi
11 December 2012
2 Pemuda ini sewa motor untuk berkeliling Tana Toraja dengan
tujuan sebagai berikut:
-
Lokomata, Kuburan dibatu besar.
-
Batutumonga, melihat pemandangan dari ketinggian
-
Di Kampung Deri pas kami lewat sedang ada Pesta
Pemakaman
-
Situs Purbakala Bori
-
Nah, Kalo ke Rantepao jangan lupa makan di Pong
Buri (khusus non muslim) makan siang
-
Kete Kesu, Pemakaman
Hujan-hujanan dari Kete Kesu menuju kekota dan bertemu
dengan teman Couchsurfing dan mengajak nongkrong di Café Aras menghabiskan sisa
sore perpisahan dengan kami sembari menyerumput Kopi khas Toraja. Pukul 19.00
berpisah dengan teman-teman disini dan kami dibawa pergi oleh Bus PO Pelangi
Colt Diesel 135PS dengan biaya sebesar Rp. 60.000,-- menuju Pare-Pare. Namun tujuan kami adalah Kota Mamuju, Sulawesi
Barat. Terima Kasih Ike, Akmal, teman Ike (maap lupa nama) tidak lupa juga buat
Rani walaupun belum sempat jumpa.
12 December 2012
Bus tiba diPare-Pare pukul 00.15 dan kami turun disalah satu
jalan lintas Barat Sulawesi, baru sekejap sembari merapikan tas. Ada Bus besar
bertuliskan Mamuju oleh Litha & Co kami stop dan berhenti bertanya masih
ada kursi kosong untuk 2 orang? Ada, maka kami langsung melanjutkan perjalanan
menuju Mamuju dengan Bus ini dengan biaya sebesar Rp. 80.000,--
Menuju Sulawesi Barat ....
Labels:
indonesia,
jakarta,
makassar,
maros,
parepare,
southsulawesi,
surabaya,
tanatoraja
Saturday, October 27, 2012
South Sulawesi: Tanjung Bira, Malino and Makassar 23-27 October 2012
23 October 2012
Tiba dipelabuhan Ferry Siwa Kabupaten Bone Pukul 10.30 LT
lebih cepat 30 menit dari jadwal normal karena laut sangat bersahabat begitu
tenang. Begitu kapal sandar para penumpang lagsung dihadapkan dengan para calo
buruh panggung serta para supir travel yang berebutan mencari penumpang menuju
tujuan masing-masing. Saya pun langsung bilang Bulukumba dan dapat tumpangan
sebuah APV berwarna Merah. Nah, disini jangan heran dan mengeluh apabila hanya
membayar normal sebab dalam mobil akan diisi penuh 4 belakang, 4 tengah dan 2
depan dengan biaya Rp. 100.000 per penumpang. Saran Saya kalau mau naik travel
di Sulawesi Selatan nyaman bayar lebih agar tidak duduk terlalu sesak, namun
soal merokok tidak usah protes sebab rata-rata supir disini adalah perokok dan
lebih baik merokok kalau tidak bias ngantuk gitu dech. Ayo pilih selamat atau
merokok? Baiklah, Perjalanan Siwa Bulukumba ditempuh dalam waktu 6 jam melewati
daerah Bone dan Sinjai 1 kali berhenti makan siang.
Tiba dibulukumba sudah jam 18.00 malam dan untuk melanjutkan
perjalanan ke Tanjung Bira sudah tidak ada lagi angkutan umum. Mencoba mencari
tumpangan menuju Tanjung Bira namun sampai malam tidak mendapatkan sehingga
teman Saya menganjurkan agar menginap dulu ke tempat Saudaranya di kota ini
nanti pagi hari baru melanjutkan ke tanjung Bira. Malam ini Saya menginap di rumah Saudara
teman di Jalan Adiguna Bulukumba.
24 October 2012
Bangun subuh serta bersiap-siap berpamitan untuk melanjutkan
perjalanan ke Tanjung Bira. Pukul 05.30 berangkat menuju Tanjung Bira dengan
menumpang Angkutan Umum Rp. 5000 sampai Tanah Beru trus naik angkutan umum
Tanah Beru- Tanjung Bira Rp. 20.000 total 40 KM dari Bulukumba ke Tanjung Bira.
Bertemu dengan teman-teman Couchsurfing dari Jakarta dimana sewwaktu masih di
Kolaka Utara Saya menghubungi mereka. Sarapan bersama kemudian mereka berangkat
ke sebuah pulau untuk snorkelin namun Saya tetap disekitar Tanjung Bira bersama
teman yang dari Makassar sembari menunggu teman dari Jakarta dan Surabaya yang
masih dalam perjalanan menuju kesini. Siang hari setelah bertemu teman dari
Surabaya dan Jakarta, bersama kami menuju tempat pembuatan Kapal Phinisi yang
terletak di Tanah Beru kemudian ke Pantai Lemo-Lemo berpasir putih yang
dipenuhi oleh rumput laut nan sepi.
Mendapat kabar yang dari pulau telah kembali, kami berkumpul
bersama dan sore hore trekking sedikit menuju Puncak Pua Janggo untuk menikmati
Sunset Tanjung Bira dari atas puncak nan indah. Kembali turun sebab hari
semakin gelap, sampai penginapan membersihkan diri dan berkumpul untuk makn
malam bersama sembari bercerita dengan pengalaman satu sama lainnya. Setelah
itu yang lain telah beristirahat Saya bersama teman sempat menuju ke Amator
Resort bertemu dengan pemiliknya dan sedikit ilmu cuap-cuap oleh teman besok
kami dapat datang masuk melihat suasana Resort yang private ini saat hari
terang. Malamnya istirahat dipenginapan Rp.0 (modal sleeping bag diteras).
25 October 2012
Pagi harinya, sebelum meninggalkan Tanjung Bira kami pergi
menuju Amatoa Resort sesuai dengan hasil rayuan cuap-cuap malam tadi. Didalam
Resort ini kami berfoto ria sembari berkeliling melihat isi dari fasilitas
Resort ini. Singkat cerita, kembali ke penginapan sarapan bersama dan check out
untuk menuju Kota Malino. Berangkat pukul 09.00 dari Tanjung Bira, makan siang
di daerah Kabupaten Gowa, mampir di Museum Balla Lompoa dimana ini adalah rumah
adat Kerajaan Gowa kemudian lanjut menuju Malino. Tiba di Malino Pukul 16.00
dan menginap di rumah Keluarga Haji Amir Katili sebelumnya mampir ke Air Terjun
Takapala dan Air Terjun Jodoh. Malam harinya makan malam disalah satu rumah
makan lupa namanya euiy dan beristirahat.
26 October 2012
Hari ini adalah Hari Raya Idul Adha, kami bangun pagi dan
sarapan. Kemudian menuju Kebun Teh Malino karena masih pagi dan ini adalah hari
raya sehingga tidak ada penjaga. Dari kebun Teh kami menuju ke Air Terjun 1000
dan kembali kerumah. Siang harinya kami disuguhi makanan khas dalam rangka
meryakan Idul Adha yang telah di sediakan oleh Keluarga Katili. Terima Kasih
kepada seisi keluarga di rumah ini yang telah menjamu kami sehingga pada pukul
14.00 kami meninggalkan Kota Malino menuju Makassar. Sekilas tentanng Malino
ini sangat khas dengan kota peninggalan jaman Belanda dimana kalau kita lihat
Malino ini merupakan tempat peristirahat para keluarga Belanda jaman dahulu.
Pukul 15.30 tiba di Makassar, teman-teman ada yang mampir belanja ole-ole dan
dilanjutkan ke Fort Rotterdam sebuah Benteng Belanda terletak ditepi pantaai
menghadap ke laut tapi sayang Benteng ini semakin hari semakin terhimpit oleh
keberadaan bangunan modern. Dari Benteng menuju Pantai Losari yang banyak
didatangi oleh masyarakat local menghabiskan waktu pada sore hari menikmati
matahari terbenam. Hari mulai gelap, kami menuju rumah salah satu member
Couchsurfing Makassar yang mengadakan Open House Idul Adha sekalian ajang
Gathering CS Makassar. Setelah Gathering, menumpang salah satu teman dan turun
di depan Fort Rotterdam sembari minum kopi ditemani teman menunggu waktu untuk
berangkat kembali ke Jakarta.
27 October 2012
00.00 berpisah dengan teman dan membuat janji next trip
Sulawesi South to North. Menuju Airport dan menumpang Pesawat Citilink Airbus
A320-200 UPG-CGK ETD 02.50 dengan harga tiket Rp. 500.000,--. Tiba di Jakarta
04.00 sebab pesawat yang Saya tumpangi berangkat lebih cepat dari jadwal.
End Of My October Journey
Labels:
indonesia,
makassar,
malino,
southsulawesi,
tanjungbira
Monday, October 22, 2012
Southeast Sulawesi: Buton Kingdom Island, Capital Kendari and North Kolaka
Pelabuhan BauBau |
18 October 2012, KM. Dobonsolo telah berlabuh di Pelabuhan BauBau. Dijemput saudara teman yang berada di negeri nan jauh disana eropah tapi nyebrang pulau lagi yang katanya negeri Ratu dan Pangeran yang barusan nikah. Kemudian kami menuju e mencari rumahnya Om Sangkala yang gw kenal waktu perjalanan berangkat di daerah Pala Tiga. Setelah bertanya dan ga pake nyasar kahirnya ketemu juga rumahnya Om Sangkala. Salaman dan Drop backpack, gw dan teman pamitan lagi mau jalan ke Kompleks Kerajaan Buton. Melihat Benteng sich dan isinya yang berada diatas bukit nan indah menikmati pemandangan Kota BauBau dari atas sini. Lanjut turun dari Benteng nongkrong menikmati matahari terbenam di tepi pantai kota dan diteruskan ngopi di warung yang berjualan pada malam hari ditepi laut BauBau. Diantar pulang ke rumah Om Sangkala sambil nongkrong di pondokan samping rumah kemudian makan malam. Dan pada malam harinya menemani si Om keliling ke Pos Pemenangan Calon Walikota BauBau yang didukungnya sampai larut malam dirumah bakal calon Walikota. Pokoknya malam ini jadi ikutan tim sukses dech, ikut dengerin oceh, keluh kesah sampai masukan politik dari seluruh tim sukses.
19 October 2012, Pagi sampai dengan siang aktivitas makan istirahat sambil bantu dan tanya-tanya soal bisnis kayu yang dijalani oleh si Om. Namun, diikuti selingan dari para tim sukses dari pos-pos yang datang melayangkan keluh kesah mereka. Dan, siang harinya dijemput kembali oleh teman mengantar ke Pelabuhan BauBau dimana gw bakal meninggalkan Kota BauBau. Tujuan berikut adalah Kota Kendari ibukota provinsi Sulawesi Tenggara dan menumpang Kapal Cepat yang akan berangkat siang hari menuju Kendari transit di Raha. Kapal seharusnya berangkat Pukul 13.00LT tapi delay karena kedatangan KM. Bukit Siguntang yang diutamakan sandar serta berharap mendapatkan tambahan penumpang juga. Kapal berangkat Pukul 14.00LT dan transit di Raha pukul 15.00LT dan tiba di Kendari pukul 18.00LT. Dalam perjalanan sempat kenal dengan wanita Raha yang bekerja di Kendari dan dialah yang menemani mencari Hotel untuk tempat gw bermalam di Kendari. Setelah dapat Hotel untuk menginap istirahat serta bersih-bersih (emang cleaning service gw gitu). Janjian dengan wanita baik tersebut dan mengajak makan malam dilanjutkan nongkrong duduk ga jelas di tepi teluk Kendari. Malam semakin larut kami berpisah dan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
Pelabuhan Kendari |
20 October 2012
Sunrise Teluk Kendari |
Menginap 1 malam di Resik Hotel
Kendari dengan biaya Rp. 150.000,-- fasilitas AC, TV, Kamar Mandi dalam, Kopi
dan Teh 24 Jam serta sarapan. Pagi hari langsung menikmati matahari terbit di
Teluk Kendari. Teluk Kendari ini indah sehingga dapat Saya katakan sebagai
teluk matahari terbit akan tetapi pengelolaan pariwisata belum tertata. Kembali
ke Hote istirahat sebentar dan sarapan kemudian check out. Keluar Hotel keluar
langsung naik angkutan kota Mikrolet menuju pusat kota, dikota ini belum ada
yang namanya Mall besar seperti Jakarta, yang ada kalau kita sebagai orang
Jakarta hanyalah plasa kecil yang menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat
kota ini. Pada saat berkeliling mendapat kontak dari member komunitas
Couchsurfing yang berdomisili di Sikeli dan memberi nomor kontak member yang
berada di kota Kendari. Singkat cerita Saya menghubungi member Couchsurfing
Kendari dan janjian bertemu di salah satu Coffee Shop. Saya tiba terlebih
dahulu di Coffee shop tersebut dan menunggunya hingga bertemu sampai
berbincang-bincang kemudian dia menawarkan Saya untuk menginap di rumah salah
satu teman baiknya. Setelah member CS menghubungi temannya dan mendapat
konfirmasi, kami segera menuju rumah temannya yang berada tidak jauh dari
belakang rumah dinas Gubernur Sulawesi Tenggara tapi tujuanku menginap bukan di
rumah dinas itu yah. Tiba di rumah
temanny dan berkenalan dengan se-isi keluarga temannya yang baik ini sekalian
bercakap-cakap tentang Couchsurfing serta mengajaknya untuk bergabung dalam jaringan
silahturahmi sampai akhirnya hari semakin sore sehingga teman CS ini harus
meninggalkan Saya bersama temannya karena tempat tinggalnya cukup jauh dan
cukup takut dia sebagai perempuan mengendarai sepeda motor melewati salah satu
jalan yang ada pemakaman umum katanya. Terima kasih Eka atas hospitality yang
kamu berikan walaupun hanya sesaat tapi itu sangat berarti.
Setelah teman CS berpisah, Saya
bersantai istirahat sembari bersosialisasi dengan seisi penghuni rumah ini.
Bapak yang sibuk dengan membuat campuran semen pasir yang akan dibawa besok ke
rumah yang sedang di bangun jauh dari sini, Ibu yang sedang sibuk di dapur
serta sesekali ngobrol dengan adik host yang sedang menonton TV. Sampai
seketika host mendapat telpon dari temannya meminta bantuan meminta bantuan
menambal ban mobil yang tak jauh dari rumah ini. Kami pun datang membawa kunci
serta dongkrak kemudian menyelesaikannya. Singkat cerita host bercerita bahwa
teman yang kami bantu tadi seorang yang pria berkeluarga sudah memiliki anak
namun dia seorang pria gay. Kenapa dia tau karena pernah di cobai oleh pria itu
menggerayangi host Saya. Mereka kenal dahulu lewat facebook dan sering
nongkrong bareng. Lanjut cerita, kami keluar untuk makan malam dan tanpa
sengaja berjumpa dengan 2 wanita teman host yang sedang makan di tempat yang
sama. Makan dan berbincang sampai selesai kami kembali ke rumah untuk
istirahat.
21 October 2012
Taman Kota Kendari |
Bangun pagi, kemudian sarapan
bersama keluarga host Saya. Siang harinya, berpamitan dan berpisah dengan host
sebab Saya akan menunggu Saudara yang kutemui. Sembari menunggu Saudara Saya
santai di taman kota yang dipenuhi oleh muda-mudi yang melakukan berbagai
aktivitas. Tak lama kemudian telpon berdering mengatakan Saya pergi temui
Saudara yang berada di salah satu restoran. Jumpa Saudara dan makan bersama,
begitu selesai berpisah lagi karena Saudara Saya masih ada urusan pekerjaan dan
Saya menunggu di salah satu tempat nongkrong warga Kendari. Jam menunjukkan
pukul 07.00 malam Saya dijemput kemudian berangkat bersama Saudara Saya menuju
Kolaka Utara bersama supirnya.
Dalam perjalanan tak banyak yang
dapat dinikmati sebab hari sudah gelap, disini kami hanya berbincang-bincang
dan Saya ditanyai dalam rangka apa kesini “jalan-jalan sembari ketemu kamu dan
teman-teman” jawabku. Saudaraku hanya tertawa dan geleng-geleng kepala kemudian
dia berkata gak ada kerjaan lain apa. Nah, dalam perjalanan sang supir
nampaknya mulai gak konsen dan mulai ngantuk. Saya menawarkan diri berganti
menyetir tapi awalnya sang supir segan namun Saya sedikit memaksa dan
mengatakan tidak usah sungkan demi keselamatan bersama. Saat Saya menggantikan
Saudara beberapa kali menerima telepon dan meminta Saya menyetir lebih cepat
lagi karena sedang ditunggu klien di Kolaka. Namun apa daya medan jalan ini
belum familiar sehingga Saya pun tak berani terlalu ambil resiko. Nah disinilah
kejadian pengalaman menarik kembali Saya alami saat dalam kendaraan dimana
Saudara Saya menggantikan untuk menyetir mobil. Perjalanan dilanjutkan dengan
kecepatan tinggi namun sangat terkendali, sang supir tertidur lelap di belakang
dan Saya bebincang2 dengan Saudara yang sedang menyetir dengan kecepatan tinggi
jalan berkelak kelok kami lalui. Irama mobil seakan berada dalam adu balapan
WRC, perut terasa semakin hari semakin panas mau mendidih karena terkocok
kecepatan mobil melaju kencang pada setiap belokan sedangkan Saudara Saya
sangat santai mengendalikan setir, persneling, gas, rem dan kopling serta
telpon yang diterima. Sempat terjadi sliding disaat kedapatan jalan yang diblok
jadi 1 jalur dan motor melaju di depan juga timing yang kurang pas bertemu
dengan truk besar di depan sehingga sang supir pun bangun dari tidurnya yang
berasa pusing. Sampai di Kolaka 1 jam pas padahal seharusnya perjalanan normal
bias 2 jam. Sang supir berkata pada Saya baru kali ini dia melihat Saudara
membawa mobil sangat cepat macam pembalap, namun Saya katakan bahwa dia dulu
mantan pembalap.
WRC Kijang Innova |
Setelah selesai mampir disebuah
rumah makan dan menjumpai klien saudara Saya, kami melanjutkan perjalanan
menuju Kolaka Utara. Kembali Saya menyetir dan melewati desa-desa yang telah
terlelap tidur serta jalan yang datar sampai dihadapkan dengan jalan berliku
menanjak. Jalan dilewati menurut cerita Saudara Saya merupakan bukit yang
diledakkan jaman Jepang dijadikan jalan ditepi jurang curam tepi laut. Mungkin
kalau pada saat terang lewat jalan ini kita akan menikmati indahnya teluk Bone.
Lambat laun jalan yang dilewati meninggalkan jalan aspal dan dihadapkan jalan
berbatu dan tanah. Artinya kita mulai memasuki wilayah Kolaka Utara Kabupaten
baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kolaka. Masuk Kota Lasusua Kolaka Utara dan
disinilah tujuan tempat Saudara Saya tinggal dan bekerja.
Sunset di Lasusua |
Lasusua yang sedang membangun |
22-23 October 2012
Mess Perwira Kolaka Utara |
Nickel |
Saya tinggal di Kota Lasusua
selama 2 hari bersama Saudara Saya. Kota Lasusua adalah ibukota dari Kabupaten
Kolaka Utara. Kota ini masih dalam tahap pembangunan karena merupakan Kabupaten
yang baru disahkan pemerintah. Masyarakat asli adalah suku Tolaki namun banyak
juga warga yang berasal dari Sulawesi Selatan yang mendiami daerah ini bekerja
sebagai nelayan dan pedagang pastinya. Kolaka Utara ini merupakan daerah
penghasil Nikel dan hasilnya masih di ekspor keluar negeri. Wow, kayanya negeri
kita akan tetapi hasilnya masih dikirim ke negeri orang. Semoga kota ini
semakin maju saat Saya kembali lagi. Pagi hari Saya diantar oleh salah satu
bawahan Saudara menuju Pelabuhan Ferry untuk menyeberang ke Siwa Sulawesi
Selatan. Pelabuhan Ferry Katoi Tobako terletak 18KM 30 menit perjalanan dari Lasusua, tersedia
Kapal Cepat dengan waktu tempuh 2 jam normal atau Ferry dengan waktu tempuh 5
jam normal pelayaran sampai di Siwa.
Kapal Cepat Menuju Siwa |
Terima Kasih Sulawesi Tenggara
Note:
-
Hotel Resik Jalan Hasanudin No.90 Standard
Single Rp. 138.000,--
-
Angkutan Kota Kendari Jauh Dekat Rp. 2.500
-
Mall Mandonga
-
Penduduk Asli Kendari Suku Tolaki dari
Pegunungan, Suku Bajoe tinggal diPesisir
-
Kapal Cepat Lasusua – Siwa Rp. 65.000,--
Labels:
baubau,
buton,
indonesia,
kendari,
kolakautara,
southeastsulawesi
Thursday, October 18, 2012
Kembali berlayar dengan www.PELNI.co.id menuju Kerajaan Buton
KM DOBONSOLO |
17 December 2012, dari Hotel tempat teman menginap Pukul 00.00LT nampak sebuah Kapal melintas di teluk Sorong. Itu adalah KM. Dobonsolo yang nantinya akan Saya tumpangi menuju Kota Baubau. Tapi nanti Pukul 03.30LT baru menuju Pelabuhan Sorong yang jaraknya cukup dekat dengan Hotel. Tadinya mau mencoba jadi penumpang gelap, tapi berhubung keamanan yang ketat akhirnya membayar tiket resmi seharga Rp.432.000,-- diloket darurat sebelah tangga naik. Sebelum Kapal berangkat ditemani teman yang ingin melihat situasi dan kondisi dalam KM. Dobonsolo ini. Kapal resmi berlayar pada pukul 06.00LT setelah membunyikan Klakson 3 kali.
Setelah Kapal berlayar saya beristirahat di dek bagian luar kursi panjang sampai siang hari. Saat akan mengambil makan siang menitip barang kepada 2 orang pemuda yang ingin kembali ke Pulau Jawa dan bersama mereka menetap serta istirahat dilantai dek 7 dekat tangga bagian dalam sampai tiba di Baubau. Sore hari ditengah laut Banda yang sangat tenang dari biasanya terlihat matahari terbenam dengan sangat ini indah. Memang kali ini laut Banda memberikan ketenangan dalam berlayar, berbeda dengan pengalaman waktu masih kecil saat melewati laut ini yang bergolak dengan ombak tinggi. Malam harinya istirahat sambil sesekali terbangun oleh para penumpang yang lalu lalang disamping tempat saya tidur.
18 December 2012, Masih berada di tengah laut Banda sampai siang harinya mulai terlihat pulau-pulau memasuki wilayah sulawesi tenggara yaitu Pulau Wanci yang merupakan gugusan Kepulauan Wakatobi. Serta nampak nelayan nelayan suku Bajo yang tinggal dan hidup diatas laut bukan di daratan seperti masyarakat pada umumnya. Pukul 14.00LT dari kejauhan mulai terlihat teluk Buton dan itu menandakan Kapal ini akan segera tiba di Pelabuhan Baubau. Dan Kapal sandar tepat pada pukul 16.00LT di Baubau.
Next Southeast Sulawesi ... Tuesday, October 16, 2012
Raja Ampat, Paradise from East Indonesia 09-16 October 2012
09 October 2012
Pagi hari mengunjungi tempat kerja teman disebuah gereja Pantekosta Sorong sampai siang. Kemudian saya diantar menuju hotel yang berada didekat Pelabuhan Nusantara Sorong berjumpa dengan kedua teman yang saya kenal waktu perjalanan diatas KM. Sinabung. Dari sini berpisah dengan mereka, naik angkutan umum menuju Pelabuhan Rakyat untuk mendapatkan Kapal Cepat tujuan Waisai, Raja Ampat. Tiba di Pelabuhan pukul 13.45LT langsung membeli tiket seharga Rp. 120.000,-- dan Kapal MV. Marina Express berlayar tepat pukul 14.00LT. Perjalanan ditempuh selama 2 jam dengan keadaan cuaca yang sangat bersahabat untuk tidur dalam kapal ini. Tiba di Pelabuhan Waisai Raja Ampat pukul 16.00LT, langsung dijemput oleh teman saya yang berada di kota indah ini. Drop off backpack sore, langsung nyicip Pantai WTC dan berenang bersama anak-anak disini pada air asin jernih dan bersih. Malam harinya adalah Pesta Ikan Bakar bersama tetangga rumah teman saya sampai kenyang pastinya...
10 October 2012
Snorkeling disekitar lokasi pembangunan Pelabuhan Ferry Waigeo Selatan yang baru. Tidak lupa juga main dibelakang lokasi Pelabuhan ini ada seorang Bapak yang tinggal seorang diri hanya bemodalkan gubuk atap terpal. Tinggal disini sudah sekitar 2 tahun lebih, bekerja mencari kayu untuk dijual dan hidup dengan menangkap ikan dengan menanam tanaman hijau serta umbi-umbian. Sebenarnya Bapak ini punya rumah dan keluarga akan tetapi rumahnya disebuah pulau dan jauhnya 2 jam menggunakan Perahu Ketingting. Alasannya tinggal disini adalah biar dekat dengan anak-anaknya yang bersekolah di Waisai, dimana anak-anaknya tinggal dengan saudara si Bapak.11 October 2012
Hari ini kedatangan 2 orang teman dari Jawa dan Kalimantan. Berangkat menggunakan mobil dan Snorkeling disekitar Pantai Saleo. Sorenya mampir di Pantai Waiwo dan menikmati Sunset..
Ini akan menjadi hari menyenangkan sebab kami akan pergi ke sebuah tempat menggunakan Perahu Johnson (Johnson artinya mesin Yamaha atau sejenis kecil) dengan setengah sema-sema. Berangkat dari tempat Pembangunan Pelabuhan Ferry yang baru dan Philips menjadi Motoris sedangkan Bapak Yopie Dimara adalah Nahkoda senior. Tujuan kami adalah Kampung Raswan dan Bapak Yopie Kampung Yenbeser dimana kampung ini bersebelahan dan masih 1 keluarga. Perlananan ditempuh dalam waktu 1 jam dengan santai sambil menikmati pemandangan alam tepi laut Pulau Waigeo. Namun sebelum tiba kami belokkan Perahu masuk kedalam Dorempun yang berati Hall Besar. Dorempun ini menyerupai sungai tapi bisa dibilang adalah teluk kecil sebab isinya air asin dan pada saat surut tempat menangkap ikan-ikan yang terjebak didalam, indah memang tempat ini. Kembali keluar dari Dorempun dan berlabuh di Kampung Raswan, kami langsung disambut oleh Keluarga Makusi ada Mama, Isaac dan William. Setelah itu kami langsung memanfaatkan sore yang masih menanti kami untu Snorkeling di depan Pantai Raswan ini bersama-sama dengan anak-anak lokal. Seru, menikmati kebersamaan dalam canda sampai mulai hilangnya terang. Malam harinya dijamu makan buatan Mama Makusi bersama-sama. Kemudian ke tepi pantai menikmati indahnya tebaran kunang-kunang laut nan indah sampai waktunya istirahat.
Kampung Raswan |
13 October 2102
Berkeliling sekitar Kampung Raswan dan pergi bersama William berangkat untuk bersekolah di Kampung Yenbeser. Kemudian berkeliling Kampung Yenbeser sambil di guide oleh Mama Makusi sampai pada waktunya Bapak Yopie siap menjemput kami untuk kembali ke Waisai. Dalam perjalanan pulang kami meluangkan waktu untuk menikmati pulau-pulau yang dilewati antara lain Pulau Batu Lima dan Saonek Mondei. Di batu lima snorkeling dan teman saya melihat ada Penyu sedang menyelam dan Hiu. Saonek Mondei artinya Pulau Mondei Kecil kembali Snorkeling dan naik ke atas Puncak View sambil beristirahat melihat depan Pelabuhan Waisai. Dan dilanjutkan kembali ke Pelabuahan Waigeo yang sedang dibangun untuk kembali parkir dan pulang ke rumah. Perjalanan Raswan ke Waigeo kami habiskan selama 5 Jam menggunakan Perahu Katinting dengan Motoris merangkap Kapten kapal Bapak Yopie.
14 October 2012
Menikmati istirahat dan sekitar Kota Waisai. Kota ini semuanya bisa ditempuh dengan jalan kaki kalo tidak cape sich. Malam hari datang menghadiri resepsi perkawinan di Perum 300 Waisai.
15 October 2012
Pagi hari menemani teman mencari penyewaan Perahu untuk Island Hopping kembali. Setelah berputar-putar dan akhirnya dapat juga referensi. Dan kami 4 lelaki berangkat keliling Pulau untuk Snorkeling ke Pulau Arborek tempat Manta, Sekitar Mansuar tempat air pasang surut sehingga terbentuk Pulau Pasir Putih namun harap berhati-hati sebab arus akan menjadi cukup deras akibat pasang surut ini, Pulau Mioskon tempat para kelelawar dan Pulau Urai sebab tidak cukup waktu hari sudah mulai gelap untuk mencapai Teluk Kabuai. Tiba diPelabuhan Ikan, ambil barang tiba-tiba ada seorang Ibu menawarkan minuman hangat antara lain Beer, Vodka lokal, Anggur Merah cap Orang tua dll. Katanya silahkan masuk dalam lorong dan dari jendela itu silahkan pesan, tapi ada juga yang dibawa dalam tas Ibu itu berisi minuman hangat padahal kalo dilihat itu tas wanita untuk jalan macam LV dkk. Kembali pulang masak ikan dan makan bersama-sama.
16 October 2012
Hari ini dalam rumah ini ada yang berulang tahun yaitu Istri daripada teman saya. Selamat Ulang Tahun Tess, panjang umurmu dan diberkati selalu... Cheers... Sedih rasanya meninggalkan kota yang nyaman ini namun pasti akan kembali... Meninggalkan Waisai dengan menumpang MV. Marina Express 6 menuju Sorong pukul 14.00LT dan tiba di Sorong pukul 16.00LT. Keluar dari Pelabuhan Rakyat berjalan kurang lebih 1 KM bisa langsung naik angkutan umum menuju Pelabuhan Nusantara. Namun, disini saya mampir kembali ke Hotel dekat Pelabuhan berjumpa dengan 2 teman yang masih berada di Sorong sebab kerja mereka belum selesai dan menunggu jadwal kapal tujuan Ambon. Kami menyempatkan pergi makan malam bersama dan disini kejadian yang hampir membatalkan lanjutan perjalalan. Sebab, setelah makan pergi ke ATM namun yang terjadi ATM tidak berada dalam dompet. Panik, tidak cukup uang dalam persediaan cash dan kembali ke hotel cek kembali dompet. Akhirnya, teringat waktu sebelum berangkat ke Waisai saya ke ATM tarik tunai namun lupa mengambil kartu ATM dan teringat punya internet banking. Selamat dan perjalanan kembali dilanjutkan menanti kedatangan KM. Dobonsolo besok subuh.
Terima Kasih Raja Ampat....
Subscribe to:
Posts (Atom)